Pilpres 2019
Efek Dukungan Ustadz Abdul Somad & Aa Gym pada Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 Dianalisa Denny JA
Ini analisa efek dukungan Ustadz Abdul Somad, Ustadz Adi Hidayat hingga Aa Gym pada Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019 menurut Denny JA.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Ini analisa efek dukungan Ustadz Abdul Somad, Ustadz Adi Hidayat hingga Aa Gym pada Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019 menurut Denny JA.
Pada Rabu (17/4/2019) sejumlah l embaga survei terdaftar di KPU mengumumkan kemenangan pasangan Jokowi- Ma'ruf berdasarkan hasil quick count atau Hitung Cepat.
Namun, Prabowo-Sandi juga mengklaim kemenangan. Real Count C1 Prabowo - Sandi maupun quick count lembaga survei bukan hasil resmi KPU.
KPU akan melakukan penghitungan suara secara berjenjang dari TPS, Kecamatan, kabupaten/kota, Provinsi, hingga tingkat nasional.
Baca: Ucapan Selamat Presiden Turki Erdogan pada Jokowi, Prabowo Klaim Kemenangan Pilpres 2019
Baca: Tarif Sebenarnya Vanessa Angel dalam Kasus Prostitusi Artis Diungkap Motivator pada Hotman Paris
KPU akan mengumumkan hasil perolehan suara nasional Pilpres dan Pemilu 2019 pada 25 April - 22 Mei 2019.
Versi hitung cepat lembaga survei terdaftar di KPU, Jokowi - KH Maruf Amin menang.
Bagaimana bisa kalah di quick count sementara Prabowo - Sandi mendapatkan tambahan amunisi dari tiga dai 'kesayangan' dunia maya; Ustadz Abdul Somad, Ustadz Adi Hidayat (UAH), dan Aa Gym menjelang hari H?
Untuk melihat dukungan UAS, UAH, Aa Gym, berikut tulisan penelitis senior Denny JA yang mengurai alasan dukungan UAS dkk tidak mampu mengangkat suara 02:
(Dukungan Ustad Somad Kepada Prabowo):
TOO LITTLE, TOO LATE !
Denny JA
Pengaruh Ulama terhadap individu untuk kehidupan beragama di Indonesia sangatlah besar. Tapi pengaruh ulama untuk mengarahkan pilihan politik individu dalam pemilu, baik untuk memilih partai, ataupun memilih capres, sangatlah kecil!
Hukum besi di atas perlu dipahami jika kita ingin mengerti dinamika perilaku pemilih di Indonesia. Untuk tahu itu tak perlu kita membaca aneka buku teori soal perilaku pemilih. Untuk mengerti soal tersebut, Kita cukup membuka mata saja. Lihatlah hasil pemilu bebas Indonesia.
Pemilih Muslim di Indonesia sekitar 85 persen- 87 persen. Sejak pemilu demokratis 1999, amati partai apa yang tertinggi. Aneka partai yang berwarna keIslaman, yang dekat dengan ulama, justru menjadi partai papan tengah saja: PKB, PPP, PKS, PAN, juga PBB.
Partai mana yang menjadi papan atas, partai juara? Itu partai yang acapkali disebut partai nasionalis, atau partai terbuka: PDIP, Golkar, Demokrat.
