Melihat Terapi Pengobatan Alquran
Gagal atau Tidaknya Pengobatan Qurani Tergantung dari Pikiran Pasien, Memaafkan Ternyata Manjur
Terapi penyembuhan Qurani, ternyata tergantung bagaimana kemauan dari seseorang yang merasa sakit untuk bisa sembuh. Hal itu disampaikan
Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN- Terapi penyembuhan Qurani, ternyata tergantung bagaimana kemauan dari seseorang yang merasa sakit untuk bisa sembuh. Hal itu disampaikan oleh Founder Konseling Qurani, Ustadz M Nafhif Khalyani.
Sebutnya, dalam penerapan nilai Alquran pada diri pasien atau client tergantung dari client tersebut. Hal sederhana dicontohkan Ustadz Nadhif ialah saat si clinet sakit. Setelah diketahui, sakit tersebut disebabkan konflik keluarga.
Lantas, saat client mencoba memafkan, progres kesembuhan pun bisa lebih cepat. Begitulah pengalaman dari lelaki yang telah melakukan terapi sejak tahun 2004 ini.
“Untuk pengobatan memang harus dimotivasi dari diri client sendiri. Asalkan dia menerapkan nilai Alquran. Contoh sederhana, saat Alquran melarang berputus asa, artinya Allah SWT sedang mengisyaratkan bahwa dibalik keputuasaan ada dampak negatif yang besar,” ucap Ustadz Nadhif.
Baca: Begini Cara Pengobatan Secara Islami, Ajak Pasien Ikuti Nilai-nilai Alquran untuk Penyembuhan
Baca: Gaji Panwas Desa dan Kecamatan di Tanahbumbu Belum Dibayar, Raimulah Sebut Sudah Dua Bulan Berharap
Baca: Nasib Apes Mulan Jameela dan Ahmad Dhani yang Sempat Dikabarkan Lolos DPR RI Seperti Krisdayanti
“Satu di antaranya bisa saja sakit fisik, entah itu gangguan pada jantung, vertigo atau kesurupan jika dalam nonmedis,” tambahnya.
Ustadz Nadhif menjelaskan ada hikmah dari larangan berputus asa. Sebutnya obat atau penanganan rasa tersebut ialah mencabutnya dan mengajarkan pasien untuk berlapang dada. Sehingga kesembuhan pun bisa diperoleh secara bertahap.
(banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti)
