Berita Tapin
1 + 1 = Berapa? Ternyata Tak Boleh Diajarkan Tanpa Media Ini, ''Kami Menyebutnya Calistung''
Bagaimana membimbing anak usia nol hingga usia taman kanak-kanak, agar tidak tersia-saiakan usia emas bagi anak tersebut.
Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Bagaimana membimbing anak usia nol hingga usia taman kanak-kanak, agar tidak tersia-saiakan usia emas bagi anak tersebut.
Berikut wawancara reporter Banjarmasinpost.co.id, dengan Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Kabupaten Tapin, Turiah, Rabu (19/6/2019).
Pendidikan anak usia dini (Paud) terdiri dari tempat penitipan anak (TPA), kelompok bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK), usia emas anal itu nol hingga empat tahu atau usia masuk TK.
Lantas bagaimana membimbing anak usia nol hingga empat tahun itu ada namanya penilaian standar tingkat pencapaian perkembangan anak.
Baca: Sambut HUT ke-73 Bhayangkara, Polres Kapuas Gelar Bhakti Religi Bersih-bersih di Tempat Ibadah
Baca: Siapa Saja yang Tak Wajib Qada atau Ganti Puasa Ramadan? Ini Penjelasan H Taberani Andar
Baca: Rombak Total Galaxy S10, Samsung Patenkan Desain Ponsel Baru, untuk Galaxy S11?
Anak dinyatakan standard tingkat pencapaian perkembangan anak seperti anak mampu mengenali warna, mengenali angka dan mengenali huruf.
Apakah boleh diajari membaca, menulis dan berhitung sebagaimana layaknya di sekolah?
Kami menyebutnya Calistung. Ini diajarkan tidak secara langsung di TK. Itu karena Calistung tidak dibolehkan diajarkan secara langsung, semisal ditulis di papan tulis 1 + 1 = berapa.
Tidak demikian cara mengenalkan calistung dengan murid TK itu harus ada media pembelajaran yang disebut alat permainan edukatif (Ape) untuk meningkatkan hasil pembelajaran bagi murid Paud.
Misalanya medianya bola disusun. Begitu juga pengenalan segitiga, segiempat harus melalui media pembelajaran edukatif.
Murid TK mereka asyik bermain tanpa sadar sekaligus belajar calistung secara tidak langsung begitu menghitung jumlah bola yang mereka susun.
Ini sesuai dengan kurikulum pendidikan 2013 dan standar tingkat pencapaian perkembangan anak yang indikator sangat banyak. (banjarmasinpost.co.id/ mukhtar wahid)