Berita Banjarbaru
Datangi SMAN 1 Banjarbaru, Nabila dan Aliya Pastikan Namanya Tertera di Papan Pengumuman PPDB
Senyum kegirangan terlihat dari wajah Fahrita Nabila dan Aliya. Keduanya yang merupakan lulusan SMPN 1 Banjarbaru itu lulus di SMAN 1 Banjarbaru.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Senyum kegirangan terlihat dari wajah Fahrita Nabila dan Aliya. Keduanya yang merupakan lulusan SMPN 1 Banjarbaru itu lulus di SMAN 1 Banjarbaru.
Nama keduanya tertera dalam papan pengumuman yang dipapang di halaman dalam SMAN 1 Banjarbaru, Jumat (5/7/2019).
Keduanya mengaku sengaja datang ke SMAN 1 untuk lebih meyangkinkan. Sebab sejauh ini dia hanya di posisi aman melalui pengumuman website Kalsel.siap-ppdb.com.
"Saya rumah di Loktabat Selatan dan memang dekat. Tapi memastikan saja sih ini," kata Aliya.
Ya tidak terlalu ramai pengumuman di sekolah. Sebab pengumuman sudah dilakukan secara online.
Baca: Daftar Pabrik Uang Ashanty & Anang Hermansyah Sebelum Ibu Sambung Aurel Itu Digugat Rp 9,4 Miliar
Baca: Klasemen Liga 1 2019 Setelah Persebaya vs Persib Berakhir 4-0, Persib - Persija Bersebelahan
Baca: Hadapi Permasalahan Remaja, Ini Kata Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo
Baca: Zonasi Tak Pengaruhi Sekolah Favorit, SMAN 3 Kandangan Tunggu Siswa Limpahan
Akan tetapi tetap saja orangtua dan anak-anaknya masih ada yang memastikan kelulusan di sekolahnya. Ya sekilas itu adalah suasana pengumuman Penerimaan Siswa Baru di SMA di Banjarbaru yang diumumkan pada Jumat (5/7/2019).
Bahkan, adapula orang tua yang protes ke pihak sekolah dan menanyakan kenapa anak mereka tidak diterima. Padahal, tempat tinggalnya masuk di dalam zonasi.
"Tetangga saya di kompleks sebelah yang jaraknya hanya sekitar 200 meter saja masuk, kok anak saya tidak masuk?" kata salah seorang wanita, di sekolah.
Kepala SMAN 2 Banjarbaru, Ehsan Wasesa, menjelaskan menanggapi protes dari orang tua calon siswa itu, Kepala SMAN 2 Banjarbaru Ehsan Wasesa menjelaskan bahwa, yang menentukan peserta masuk di jalur zonasi adalah sistem.
"Di sistem sudah ada maps-nya. Berapa jarak pendaftar dari sekolah. Yang paling dekatlah yang akan diterima," jelasnya.
Dia mengungkapkan, jangankan selisih ratusan meter. Selisih dua meter saja katanya sangat berpengaruh.
"Iya ada juga yang protes, tetangganya yang hanya lebih dekat dua meter dari sekolah bisa diterima lewat jalur zonasi. Sementara anaknya tidak," ungkapnya.
Ehsan merincikan, kuota yang tersedia di SMAN 2 Banjarbaru sebanyak 320, sedangkan jumlah pendaftar 390. Dengan begitu, mereka harus menyisihkan 70 peserta.
Sementara itu, di SMAN 1 Banjarbaru suasana yang hampir sama terlihat. Di mana ada beberapa orang tua yang mempertanyakan hasil PPDB ke para panitia. Namun, sama seperti di SMAN 2 Banjarbaru. Pihak sekolah tak bisa berbuat apa-apa lantaran yang menentukan peserta masuk atau tidaknya adalah sistem.
Kepala SMAN 1 Banjarbaru Eko Sanyoto, menyatakan kalau ada orang tua yang bersikeras, kami arahkan saja untuk berkonsultasi ke Disdik. Supaya tahu bagaimana peraturannya.
