BPost Cetak
Kisah Keluarga Yatim Piatu dari Landasanulin, Fitri Harus Berjuang Hidupi Dua Adiknya
Di rumah yang tak berpagar dan sebagian dinding dari kayu itu, Rahmawati, Yusuf dan Fitri hidup tanpa orangtua. Mereka yatim piatu.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Ditemani adiknya bernama Muhammad Yusuf (9), Rahmawati Dewi (11) melipat baju di ruang tamu rumah mereka di Jalan Akasia RT 5 RW2 Kelurahan Landasanulin Tengah Kota Banjarbaru.
Rahmawati harus rajin mengurus rumah dan adiknya karena sang kakak, Fitri (18), sibuk bekerja. Usai melipat baju pada Sabtu (13/7) siang itu, Rahmawati membuat kue agar-agar untuk adiknya.
"Ini agar Yusuf tak jajan,"ujarnya.
Dalam perbincangan dengan BPost, Rahmawati sempat merogoh sakunya dan mengeluarkan bungkusan plastik. Isinya uang receh, yang nilainya tak sampai Rp 5.000.
“Uang receh ini saya kumpulkan. Kalau adik saya mau jajan pakai uang ini,” ucap siswi kelas 6 Sekolah Dasar ini.
Baca: Si Palui: Naik Boeing
Baca: Keengganan Ayu Ting Ting Sebut Nama Enji Baskoro Akhirnya Luluh Karena Putrinya Bilqis?
Baca: 233 Starter Ramaikan Honda Dream Cup Minggu Pagi ini
Baca: Usai Menyerahkan Bantuan Warga Miskin, Wabup H Ready Kambo Tanbu Berpesan Ini ke Penerima
Di rumah yang tak berpagar dan sebagian dinding dari kayu itu, Rahmawati, Yusuf dan Fitri hidup tanpa orangtua. Mereka yatim piatu.
Sang bunda, Rahmawati Kumala, meninggal pada 2015 karena diduga sakit paru. Penyakit ini juga diduga menggerogoti ayah mereka, Nurdin, hingga meninggal dunia pada Kamis 6 Juni 2019.
Beban berat pun dipikul Fitri. Dia harus berjuang untuk menafkahi dan menyekolahkan kedua adiknya. Remaja putri ini bekerja di sebuah gerai toko modern.
Siang itu Fitri tidak ada di rumah karena bekerja dari pagi hingga petang.
“Kami makan apa yang dibuatkan kakak waktu pagi. Kalau jajan, saya ambil dari uang tabungan receh ini,” kata Rahmawati.
Selama liburan sekolah, Rahmawati dan Yusuf lebih banyak di rumah. Mereka selama ini sekolah di SDN Landasanulin Tengah. Rahmawati baru saja lulus, sedangkan adiknya naik ke kelas tiga.
Namun Rahmawati mengaku tidak memiliki uang untuk melanjutkan sekolah. Oleh karena itu gurunya tengah menguruskan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“KIP lagi diurus sama ibu guru,” kata Rahmawati.
Apakah keluarganya masuk Program Keluarga Harapan (PKH), Rahmawati mengaku tidak tahu. “Tak tahu dapat atau tidak,” ujarnya.
Kendati memiliki keterbatasan, Rahmawati mengatakan mereka berharap bisa mewujudkan cita-cita.
