Satu Motor Dipungut Rp 20 Ribu
Bertahun-tahun jalan Desa Simpangwarga menuju Desa Tanipah, Kecamatan Aluhaluh, Kabupaten Banjar rusak berat.
Camat Aluhaluh Hairil Akhyar membenarkan sumbangan yang dikutip warga bukanlah pungutan. “Dananya dikumpul untuk membeli material perbaikan jalan,” jelasnya.
Jadi Lautan
Pantauan BPost, untuk bisa mencapai Desa Tanipah lewat jalan darat dari Desa Simpangwarga harus melintasi empat jembatan kayu yang kondisinya miring dan nyaris ambruk.
Sempitnya jalan dengan kondisi rusak berat menyebabkan kawasan itu tidak bisa dilaluio oleh kendaraan roda empat. Bahkan, pengendaraan roda dua pun harus ekstra hati-hati karena kondisi jalan yang licin penuh kubangan.
Selain itu, bila ada kendaraan di depan terpaksa harus berhenti. Salah satu pengendara harus mengalah lantaran jalan yang sempit dan licin.
Jalan mulai terasa berat ketika usai melewati jembatan gantung Simpangwarga Dalam. Menuju Desa Simpang Kiapu, Simpang Tumbuh hingga masuk Desa Tanipah kondisi badan jalan hanya lebar 1-1,5 meter.
Meski begitu kondisi pemukiman di Desa Tanipah yang dihuni 1.677 warga cukup ramai.
Di kiri kanan jalan selalu ada rumah penduduk. Sejauh mata memandang hanya hamparan lahan kosong berupa tanaman gambut.
Anak-anak sekolah memilih berjalan kaki berkilo-kilo meter, sebab bila menggunakan sepeda mereka takut terpeleset atau jatuh ke kubangan.
Sukarnadi, Pembakal Tanipah mengingatkan jangan melintas di jalan darat ke Tanipah pada malam hari. “Kondisi jalannya buruk sekali. Kalau malam tidak akan terlihat. Daripada kepleset, lebih baik siang hari saja,” sarannya.
Saat air pasang ketika mulai sore, kanan kiri jalan mulai dipenuhi air limpahan dari muara Sungai Barito. Semakin lama lahan yang semula kosong berubah jadi ‘lautan’. “Desa kami terpencil. Fasilitas desa banyak rusak karena air pasang,” ungkap Hulafi.