Coretan Ketatanegaraan

Daulat dan Selera Rakyat

DALAM satu perjalanan menggunakan angkutan umum dari Stasiun Gambir Jakarta ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta,

Editor: Dheny Irwan Saputra

Hanya saja, PAW anggota DPR/D yang berawal dari laporan pemilih itu kuantitasnya masih sedikit terjadi. PAW terbanyak berasal dari adanya tindak pidana yang dilakukan oleh anggota DPR/D dimaksud, serta PAW yang diusulkan oleh parpol asalnya, baik karena yang bersangkutan pindah ke parpol lain, maupun karena yang bersangkutan dianggap nyata-nyata tak sejalan dengan kebijakan parpol.

Boleh jadi, karena ruang bagi rakyat untuk mengontrol wakilnya itu tak tersedia secara luas, maka rakyat memilih mekanisme kontrolnya sendiri. Pada titik inilah, “selera” rakyat menjadi alat ukur utama mereka dalam memilih calegnya.

Ketidakpuasan, bahkan ketidakpercayaan rakyat atas wakilnya di Parlemen, bisa jadi diekpresikan rakyat dengan cara melakukan “eksploitasi” kepada para caleg. Celeg yang sanggup memenuhi dahaga pragmatisme rakyat melalui uang dan atau materi lainnya, bisa jadi dianggap sebagai caleg yang paling berkesuaian dengan kehendak rakyat jelang Pemilu.

Mengapa rakyat tak lagi peduli dengan kerja-kerja Parlemen wakilnya di DPR/D? Boleh jadi karena terlalu banyak anggota Parlemen kita yang tak bekerja dengan baik dibanding mereka yang berjuang untuk rakyat.

Akibatnya, baik mereka yang (telah) bekerja dengan baik, maupun yang tak bekerja diberlakukan sama dihadapan rakyat. Wani berapa Pian, nomor berapa Pian (NPWP)!! Wallahu’alam

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved