Bayi Kembar Nazma dan Jazla
Biasa dengan Tetesan Hujan dan Nyamuk
beratap daun rumbia dan terpal itu selama setengan bulan terakhir ditempati oleh Santi dan dua anak kembarnya Nazma dan Jazla
Penulis: Rendy Nicko | Editor: Halmien
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Kondisi serba memprihatinkan terlihat jelas saat BPost menyambangi gubuk 'minimalis' di Handil Pinang I Desa Sungailumba, Kecamatan Alalak, Baritokuala, Sabtu (22/11/2014).
Gubuk berukuran 2x3 meter yang keseluruhan terbuat dari kayu, beratap daun rumbia dan terpal itu selama setengan bulan terakhir ditempati oleh Santi dan dua anak kembarnya Nazma dan Jazla.
"Ya, kalau hujan kadang airnya masuk. Kalau nyamuk banyak lagi," ucap Santi sembari memasak sayur menggunakan tungku dan kayu bakar di luar gubuknya.
Kondisi tempat tinggal yang berukuran 2x3 meter terbuat dari kayu, beratap daun rumbia dan terpal seadanya membuat ibu bayi kembar (Nazma dan Jazla) harus berjuang seadanya.
Santi (ortu bayi kembar) pun tak bisa bergerak bebas ketika berada di dalam gubuknya di Handil Pinang I, Desa Sungailumba, Kecamatan Alalak, Kabupaten Baritokuala (Batola). Bahkan, tempat mandi cuci kakus (MCK) tidak punya.
"Sebelum ada bantuan, anak ulun minum susu dan bubur. Airnya dari sungai di depan ini. Kayapa lagi, kadada napa-napa. Alhamdulillah, sekarang banyak yang membantu beri susu bubuk dan popok," ucap Santi.