Pekerja di Tiongkok Boleh Tidur Setelah Makan Siang

Memberikan kesempatan bagi karyawan untuk tidur setelah makan siang, akan berdampak baik terhadap peningkatan produktifitas kerja

Editor: Ratino Taufik

BANJARMASINPOST.CO.ID - Membutuhkan waktu puluhan tahun untuk meyakinkan bos pabrik di Tiongkok, agar memberikan kesempatan bagi karyawan untuk tidur setelah makan siang akan berdampak baik terhadap peningkatan  produktifitas kerja.

Seperti dilansir Daily Mail, Kamis (11/12/2014), Selama setengah jam setiap hari, para karyawan di sebuah pabrik di Guangdong diberikan kesempatan untuk beristirahat di kursi kerja mereka, menutup mata sejenak untuk tidur siang.

Duduk di kursi mungkin bukan cara yang nyaman untuk tidur, seperti terlihat pada foto ini. Tapi hal ini merupakan kemajuan besar jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana ketika seorang pekerja kedapatan tertidur di mejanya, dianggap telah melakukan dosa besar dan bisa diberhentikan secara paksa.

Pemberian izin resmi bagi para pekerja untuk menikmati tidur siang di bangku mereka adalah bagian dari reformasi yang telah dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir - dan pabrik menuai manfaat peningkatan produktivitas .

Pemerintah Tiongkok sekarang dengan bangga mengungkapkan bahwa telah terjadi 30 persen peningkatan produktivitas kerja sejak aturan tidur siang diberlakukan, dikombinasikan dengan pengenalan seminggu bekerja 40 jam, atau mengalami penurunan delapan jam .

Gambar ini diambil oleh fotografer Zhan Youbing, menggambarkan bahwa tidur di kursi bukanlah sesuatu yang nyaman untuk dilakukan --karena ia adalah seorang mantan karyawan dari sejumlah pabrik yang memproduksi mainan dan produk elektronik .

Kemudian belajar keterampilan fotografi, ia memulai sebuah proyek untuk mengamati apa yang ia katakan adalah evolusi dunia manufaktur, mengambil lebih dari 40.000 foto mengungkapkan berbagai kondisi rekan-rekannya yang bekerja.

Dia ingat bagaimana, pada 1995 saat dia berusia 22 tahun, ia tiba di kota Guangdong bersama dengan banyak anak muda Tiongkok dari desa-desa mencari pekerjaan di industri berorientasi ekspor yang berkembang .

Pabrik-pabrik memilih pekerja berusia antara 18 dan 25 tahun karena kondisi menuntut bekerja 15 jam, bergeser enam atau tujuh hari seminggu, dan hanya istirahat pendek untuk sedikit.

Namun sejak 2005 telah terjadi peningkatan besar dalam kondisi kerja, dengan kenaikan gaji, penyediaan ruang makan dan area rekreasi, di mana para pekerja dapat bermain tenis meja atau hanya bersantai .

Beberapa pabrik bahkan telah membantu menyediakan fasilitas pendidikan bagi anak-anak pekerja mereka, serta sarana penyedia air bersih.

Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved