Ini Dia Penyebab Internet di Indonesia 'Lemot Bak Siput'

Evolusi jaringan bergerak untuk kebutuhan komunikasi dan transfer data memang selalu menarik perhatian, khususnya bagi para operator

Editor: Halmien

Di tempat terpisah, Jude Zhang dan Henry Ren dari Marketing Department Huawei juga memperkirakan spektrum mobile broadband (MBB) dengan kecepatan 40 GHz yang tecermin lewat 5G ini baru akan dinikmati secara massal pada 2020. Bahkan, Ren menjelaskan, uji coba penggunaan 5G akan dilakukan saat berlangsungnya Piala Dunia 2018 di Moskwa, Rusia.

Kecepatan transmisi data menjadi kata kunci bisnis dan pengembangan 5G ini sebab pada lima tahun ke depan diperkirakan teknologi 5G inilah yang akan digunakan secara global, menggantikan teknologi sebelumnya. Bagaimana Sladek menjelaskan ”kecepatan dan kapasitas” teknologi terbaru ini dilakukan dengan perbandingan. Jika 4G memerlukan ukuran waktu ”menit” untuk mengunduh sebuah film HDTV, katanya, ”Dengan 5G hitungan waktunya berupa detik saja.”

Selain untuk komunikasi, banyak hal bisa dilakukan dengan teknologi 5G, dari industri gim yang mengarah ke penciptaan hologram yang medianya tidak lagi mengandalkan layar manual, tetapi ”ruang udara” itu sendiri, sampai untuk keperluan teleconference dan telepresence. Memang perkiraan waktu terciptanya teknologi ini baru akan terjadi pada 2020, tetapi itu bisa lebih cepat. ”Bagi kami (Huawei), siapa yang menguasai teknologi 5G, dialah yang akan menguasai dunia industri teknologi informasi digital,” kata Sladek.

Pengembangan selanjutnya yang tidak boleh diabaikan adalah internet of things (IoT), yang tidak semata-mata bicara soal kapasitas dan kecepatan internet. IoT adalah semacam konsep komputer yang menggambarkan masa depan. Setiap hari setiap obyek fisik tersambung ke internet dan saling dapat mengidentifikasi satu sama lain.

Pada masa lalu, kemampuan ini disebut RFID (radio-frequently identification), yaitu alat atau manusia yang dalam kehidupan sehari-hari dilengkapi identifikasi. Mereka dapat diatur dan diinventori oleh komputer. Tentu saja kemampuan ini bisa optimal berkat jaringan internet yang semakin cepat dan andal.

Sladek menyebut saling tersambungkan ini sebagai M2M, yaitu yang tersambungkan itu bisa machine to machine (mesin ke mesin), machine to man (mesin ke manusia), man to machine (manusia ke mesin), atau machine to mobile (mesin ke perangkat bergerak). Pendeknya IoT menghubungkan manusia, alat, dan sistem. Internet dan komunikasi bergerak adalah manifestasi dari ”manusia-alat-sistem” tadi. Ambisi perusahaan raksasa seperti Huawei Technologies adalah untuk menguasai dunia di bidang teknologi komunikasi dan informasi (ICT) ini.

Ke depan, teknologi informasi yang mampu membuat alat ”berpikir”, ”merasa”, dan ”berbicara” seperti halnya manusia akan menjadikan Bumi ini sebagai ”smart planet”. Sebuah gambaran ketika teknologi informasi menjadi bagian dan menyatu dalam kehidupan manusia sehari-hari. Beradu kecepatan internet dengan kapasitas yang nyaris tanpa batas adalah kunci utamanya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved