Jemaah Haji dan Umrah Tak Perlu Lagi Bawa Uang Tunai

Dalam kesempatan itu, pihaknya bekerja sama dengan Master Card. "Kami mendukung kerja sama itu," imbuh Head of Business Development Master Card Indone

Editor: Yamani Ramlan

BANJARMASINPOST.CO.ID - Lima kendala warga Indonesia melancarkan ibadah haji dan umrah di Tanah Suci, tahun ini bisa hilang. Menurut penuturan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah, Dinno Indiano, mereka ikut ambil bagian dalam melancarkan ibadah tersebut.

Dinno menerangkan hal tersebut saat peluncuran Kartu Haji dan Umroh BNI Syariah pada Jumat (30/1/2015) di Jakarta.

Dalam kesempatan itu, pihaknya bekerja sama dengan Master Card. "Kami mendukung kerja sama itu," imbuh Head of Business Development Master Card Indonesia Tommy Singgih.

Tommy mengatakan banyak dari anggota jemaah haji asal Indonesia yang tak bisa berbahasa Arab. Lantaran kendala itu, mereka pun mengalami kesulitan berkomunikasi. Kesulitan itu terbilang makin merisaukan andai anggota jemaah bersangkutan berurusan dengan transaksi pembayaran.

Berangkat dari pengalaman itulah, lanjut Tommy, kedua belah pihak menggandeng bank lokal Arab Saudi untuk menyediakan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang menggunakan Bahasa Indonesia.

Setidaknya, pada tahap awal, kerja sama itu dilakukan bersama Bank Ar-Rajhi. Bank yang berbasis di Riyadh, ibu kota Arab Saudi itu adalah bank syariah terbesar di negara tersebut.

"Pada musim haji tahun ini, mesin ATM berbahasa Indonesia sudah bisa terwujud. Sehingga kendala tersebut bisa teratasi," katanya.

Ke depan, lanjut Tommy, selain dengan Ar-Rajhi, kerja sama juga akan terlaksana dengan Bank NCB atau dikenal dengan nama Bank Al-Ahli. "Akan ada kerja sama serupa dengan Arab National Bank (ANB)," katanya.

Dinno menambahkan, dengan kartu yang berfungsi sebagai kartu debet tersebut, jemaah Indonesia tak perlu lagi membawa uang tunai biaya hidup sebesar 1.500 real saudi ke mana-mana selama menjalankan ibadah haji atau pun umroh.

"Uang itu tinggal dimasukkan ke dalam rekening yang terintegrasi dengan kartu tersebut," katanya.

Lalu, lanjutnya, kartu tersebut membuat Bank BNI Syariah tak perlu lagi mengeluarkan bank notes karena perbedaan mata uang kedua negara.

Kartu tersebut juga mereduksi proses pemberian uang real saudi di dalam amplop untuk tiap anggota jemaah di lokasi embarkasi. "Dengan menggunakan kartu itu, pengguna bisa mengetahui kurs real time mata uang kedua negara," kata Dinno.

Baik Dinno maupun Tommy meyakini, bisnis ibadah haji dan umroh di Indonesia masih potensial. Soalnya, tiap tahun, ada sekitar 200.000 orang dari Indonesia melaksanakan ibadah haji. Ini belum ditambah dengan warga Indonesia yang menjalankan ibadah umroh atau ibadah haji di waktu bukan musim haji.

Catatan Tommy menunjukkan, biasanya, selain membawa uang biaya hidup 1.500 real saudi tersebut, tiap anggota jemaah haji Indonesia masih membekali diri dengan uang pribadi.

Rata-rata, tiap individu membawa 1.500 real saudi lagi. "Jadi ada potensi uang berputar mencapai Rp 2 triliun," kata Tommy.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved