Nilai Siswa Dipertanggungjawabkan ke Masyarakat
Tidak ada sikap sopan berlebihan pada para guru sebagai efek kebijakan kelulusan para siswa bergantung pada sekolah
Penulis: Murhan | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kepala MAN 2 Model Banjarmasin, Halimatus Sa'diyah mengatakan, siswa di sekolahnya tidak ada perubahan sikap signifikan menjelang ujian nasional (UN).
Tidak ada sikap sopan berlebihan pada para guru sebagai efek kebijakan kelulusan para siswa bergantung pada sekolah bukan lagi hanya nilai UN.
Namun, dia selalu mengingatkan pada para siswanya agar tetap menganggap UN ini seperti dahulu. "Nilai mereka raih akan dipertanggungjawabkan pada sekolah, keluarga dan masyarakat," ujarnya.
Meski bukan penentu kelulusan, namun UN tetap menjadi acuan. "Kami punya tanggung jawab saat meluluskan siswa. Selain itu nilai UN juga penting untuk masuk perguruan tinggi," jelasnya.
Kepala Disdik Kalsel, Ngadimun mengatakan, kelulusan siswa untuk tahun ini ditentukan sekolah. Namun, nilai UN menjadi penentu ketika masuk perguruan tinggi.
Selain itu, UN kali ini, peran perguruan tinggi yang sebelumnya sebagai koordinasi, pengawasan sekaligus pemindaian, dikurangi. Tahun ini peran pengawasan ditiadakan.
Bukan hanya itu, untuk penyediaan lembar soal, pelelangan percetakannya tak lagi per regional tapi langsung di 17 provinsi.
Kemudian untuk ujian bagi siswa paket A, B dan C dilaksanakan sekali saja yakni berbarengan dengan sekolah biasa dari sebelumnya dua kali setahun.
Dan, lembar soal UN tak bisa lagi jadi hak milik sekolah. Sebulan setelah UN, lembar soal wajib dibakar dan ada berita acaranya.