Walau Mandi Air Sungai, Kulit Galuh Banjar Tetap Kinclong

kulit perempuan atau galuh Banjar yang bermukim di pinggiran Sungai Martapura dan Sungai Barito, tetap terlihat putih, bersih dan kinclong

Penulis: Umi Sriwahyuni | Editor: Halmien
banjarmasinpost.co.id/umi sriwahyuni
Pupur dingin atau bedak yang dibuat menjadi bundar. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - WALAU mandi dengan air sungai yang keruh bahkan kerap kotor, namun kulit perempuan atau galuh Banjar yang bermukim di pinggiran Sungai Martapura dan Sungai Barito, tetap terlihat putih, bersih dan kinclong.
Apa rahasianya?

“Kami rajin menggunakan masker pupur dingin resep nenek moyang,” ujar Jamilah, perempuan baya yang sehari-hari berjualan pupur dingin di kawasan pasar tradisonal di Kota Banjarmasin.

Selain berjualan, nenek Jamilah juga merupakan pengguna masker yang bernama pupur dingin ini sejak masih anak-anak. Begitu juga warga lainnya yang tinggal di kawasan pinggiran sungai di Kota Banjarmasin. Bahkan, tidak hanya perempuan tetapi juga kalangan pria.

Itulah sebabnya, perdagangan pupur dingin sejak dulu tidak pernah surut, dan tidak tergerus zaman moderen di mana alat kosmetika sudah sangat canggih.

Masker ini terbuat dari beras yang direndam cukup lama hingga berubah menjadi semacam bubuk. Ditiriskan, digiling, bisa dicampur dengan temu lawak untuk hasil warna kuning, dibentuk bundar kecil lalu dijemur dan disimpan dengan campuran wewangian dari daun pandan.

Menggunakannya dicampur dengan sedikit air hingga berupa bahan masker.

Menggunakannya, menurut nenek Jamilah, setiap hari, dioleskan di wajah, tangan dan kaki.
“Ketika kita mandi, masker ini juga berfungsi sebagai lulur, digosok-gosok lembut, lalu disiram. Lakukan berulang kali hingga bersih” ujarnya memberikan tips.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved