Kasus Pembunuhan Ini Terjadi 430.000 Tahun Silam
Hanya dua kasus lain yang mungkin pembunuhan ada dalam catatan fosil, namun bukti yang berkaitan dengan mereka tidak jelas.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Para arkeolog di Spanyol telah menemukan bukti kasus pembunuhan pertama dalam sejarah manusia.
Para peneliti mengatakan, luka mematikan diidentifikasi pada tengkorak manusia di Spanyol dapat menunjukkan salah satu kasus pertama pembunuhan dalam sejarah manusia.
Seperti dirilis Mirror, Kamis (28/5/2015), penelitia menggunakan teknik forensik modern, mereka menganalisis tengkorak berusia 430.000 tahun yang diambil sebuah gua bawah tanah di Atapuerca Pegunungan di utara Spanyol.
Kebenaran dari apa yang terjadi itu, terungkap setelah para peneliti menyatukan 52 fragmen tengkorak yang hampir lengkap.
Mereka menemukan ada dua lubang berdekatan di tengkorak, di atas mata kiri yang diperkirakan disebabkan oleh dua dampak terpisah dari objek yang sama berikut lintasan yang sedikit berbeda.
Luka yang ditimbulkan sekitar waktu kematian individu itu diduga kuar bukan akibat terjatuh dari ketinggian 13 meter dalam poros vertikal.
Tengkorak yang dikenal sebagai Cranium 17, merupakan bagian dari sisa-sisa kerangka setidaknya 28 orang yang hidup sekitar 430.000 tahun silam, ditemukan di sebuah gua di Spanyol.
Menurut Mirror, Cranium 17 yang menjadi korban korban pembunuhan mungkin di era awal Neanderthal, atau nenek moyang manusia yang lebih kuno, Homo heidelbergensis.
Hanya dua kasus lain yang mungkin pembunuhan ada dalam catatan fosil, namun bukti yang berkaitan dengan mereka tidak jelas.
Pembunuhan pertama terjadi saat masa Neanderthal yang meninggal setelah beberapa minggu setelah menderita luka yang menembus tubuhnya. Namun, hasil penelitian itu masih belum bisa memastikan penyebab akhir kematian terkait cedera itu
Yang lainnya, seorang manusia modern awal dari periode Atas Palaeolithic 10.000 sampai 50.000 tahun yang lalu mengalami "trauma tajam" pada waktu kematian, tetapi mungkin telah tewas dalam kecelakaan berburu.
"Tengkorak ini menunjukkan dua lubang menembus pada tulang frontal, di atas mata kiri,” ujar Dr nohemi Sala, yang memimpin penggalian.
Para ahli, yang mengungkapkan temuan mereka di jurnal Plos One, mengatakan itu hingga kini mereka belum bisa mengungkap misteri puluhan tulang belulang bisa ada di sana.
