Serunya Menikmati Matahari Terbit di Bukit Batas

Jika Papua punya Raja Ampat, maka Kalimantan Selatan juga punya Raja Ampat lho. Walau pemandangannya tak seindah di Raja Ampat

Penulis: Yayu Fathilal | Editor: Eka Dinayanti
dokumentasi Lisa Ariani Camp Outdoor Service and Rent
wisata bukit batas 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Jika Papua punya Raja Ampat, maka Kalimantan Selatan juga punya Raja Ampat lho. Walau pemandangannya tak seindah di Raja Ampat sana, namun banyak kalangan di Kalimantan Selatan menyebut gugusan pulau kecil di Bukit Batas ini bak Raja Ampat. Jika cuaca cerah, pemandangan matahari terbit dan tenggelam di puncak bukit ini indah sekali.

Bukit Batas, letaknya di Desa Bukit Batas, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Posisinya di seberang Waduk Riam Kanan.

Belakangan ini, banyak para pelancong lokal ataupun backpacker yang senang berwisata ke sana. Namanya juga bukit, jalan menuju ke sana tentu saja harus mendaki dan menyeberang sungai.

Lisa Ariani, gadis warga Banjarmasin, pernah ke sana bersama teman-temannya. Untuk bisa menikmati pemandangannya yang indah, dia menginap semalam di sana. Di bukit itu tak ada penginapan atau rumah penduduk. Jadi, kalau menginap ya harus di alam terbuka, tidurnya di dalam tenda.

Di sana, tak ada penyewaan tenda dan peralatan berkemah. Jadi, pengunjung harus membawa peralatan sendiri.

Gadis yang biasa disapa Icha ini mengaku sangat menikmati petualangannya kala itu. "Menyenangkan. Walaupun keliling menyisir bukit sampai ke puncaknya capek banget, tapi pas sampai puncak rasanya terbayar semua kelelahan tadi. Pemandangannya indah banget," urainya.

Menuju ke sana, dia dari Banjarmasin ke Dermaga Riam Kanan sekitar satu jam naik kendaraan pribadi. Kendaraan pribadinya diparkir di dekat dermaga ini. Semalam biayanya Rp 8.000.

Dari dermaga ini, harus menyeberang sungai ke Desa Bukit Batas menggunakan transportasi air yang disediakan oleh warga setempat, yaitu kelotok. Untuk tarifnya pulang pergi Rp 300.000.

Setelah tiba di desa ini, barulah pendakian dimulai. "Waktu itu saya dan teman-teman mendaki sekitar satu jam. Perjalanannya cukup seru karena berjalan kaki melewati desa dan hutan," ujarnya.

Soal makanan dan minuman, tak perlu khawatir karena selama di perjalanan banyak yang menjual makanan dan minuman. Dia waktu itu memulai pendakian menjelang sore sehingga bisa melihat pemandangan matahari tenggelam dari kaki bukit itu.

Tak ketinggalan, pemandangan matahari terbitnya dari puncak bukit ini adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu para pelancong. "Soal itu, nggak bisa komentar deh. Susah dijelaskan dengan kata-kata karena saking indahnya," katanya.

Sembari menikmati pemandangan matahari terbit, enaknya sambil menikmati makanan dan minuman yang panas-panas. "Kalau saya waktu itu sih sambil makan mi kuah panas-panas, sekalian sarapan. Enak banget kok subuh-subuh di atas bukit itu, sambil menikmati pemandangan matahari terbit, udaranya sejuk, panorama alamnya indah sambil makan dan minum yang panas-panas itu sesuatu banget," lanjutnya.

Berkemah di puncak bukit ini bak hidup di alam liar. Tak ada kamar mandi di sana, hanya ada toilet kecil ala kadarnya untuk sekadar buang hajat. Untuk keperluan air, bisa turun sebentar mengambil air di sungainya.

Untuk mandi, dia dan teman-temannya waktu itu memilih berenang di sungainya saat pulang. Sampai di dermaga Riam Kanan baru ada kamar mandinya dan mereka membilas badan serta ganti baju di sana.

Itu kalau berangkat menggunakan kendaraan pribadi. Mau lebih murah lagi dan ala backpacker? Coba saja ikut mendaftar jadi peserta rombongan travel trip ke bukit ini. Di sini, ada penyedia jasanya, yaitu Camp Outdoor Service and Rent.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved