Benarkan Serpihan Pesawat Malaysia MH370 Disengaja Tidak Terlihat?

Pencarian serpihan badan pesawat Boeing 777-200ER Malaysia Airlines penerbangan MH370 di sebelah selatan Samudera Hindia

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pencarian serpihan badan pesawat Boeing 777-200ER Malaysia Airlines penerbangan MH370 di sebelah selatan Samudera Hindia telah dilakukan lebih dari satu tahun. Namun pencarian yang dilakukan selama ini menurut para ahli terkesan lambat dan ada yang ditutup-tutupi, seolah-olah MH370 tidak ingin diketemukan.

Pemikiran tersebut didasari pada fakta bahwa pencarian sudah lebih dari 60 persen area, namun dua kapal dengan peranti sonar bawah laut, GO Phoenix dan Fugro Discovery yang disewa oleh pemerintah Australia dan sebagian didanai oleh pemerintah Malaysia, belum melihat atau menemukan satu serpihan pun.

Pemerintah Australia pun seolah tidak mau transparan dengan memberikan data hasil pencarian kepada pihak luar untuk dianalisis.

Dengan semakin menipisnya peluang serpihan badan pesawat ditemukan, para ahli mulai mempertanyakan kompetensi perusahaan yang dikontrak untuk memetakan dasar laut, mereka disebut lebih mengutamakan kecepatan dibandingkan ketelitian dalam pencarian.

Selain itu, ada pula yang menyangsikan kemampuan Fugro, termasuk kemungkinan bahwa serpihan badan pesawat itu telah terlewatkan tanpa mereka ketahui.

Namun, baik pemerintah Malaysia maupun ATSB (Australian Transport Safety Bureau) yakin bahwa perusahaan yang dikontraknya, Fugro Survey Pty. Ltd mampu melakukan tugasnya.

Kompetensi yang dipertanyakan

Kompetensi Fugro Survey mendapat sejumlah pertanyaan dari beberapa ahli pengangkatan bangkai pesawat, termasuk peranti dan teknologi yang mereka gunakan.

Seperti yang diutarakan oleh Steven Saint Amour, ahli pengangkatan bangkai pesawat yang berbasis di Annapolis, Maryland, AS.

"Sangat aneh jika mereka menyewa perusahaan yang tidak memiliki aset dan rekam jejak," ujar Amour seperti dikutip KompasTekno dari The Huffington Post, Jumat (10/7/2015).

Namun Fugro Survey sendiri bukannya tidak memiliki prestasi. Perusahaan survei yang berbasis di Belanda itu sebelumnya berhasil menemukan reruntuhan kapal dagang dari abad ke-19 di kedalaman 3.900 meter di bawah laut.

Direktur Pencarian Fugro, Paul Kennedy yakin bisa menemukan serpihan badan pesawat B777-200ER di dasar laut, sebab ukuran serpihan itu diperkirakan 10 kali lebih besar dari bangkai kapal dagang yang pernah ditemukannya.

"Saya tidak peduli orang lain mau bicara apa, kami hanya fokus dalam pekerjaan kami," ujar Kennedy singkat.

Teknologi usang?

Kritikan lain yang ditujukan kepada Fugro Survey adalah penggunaan peranti side-sonar "towfish" 75 kHz yang dinilai tidak tepat. Sonar tersebut diseret oleh kapal di kedalaman rata-rata 4.000 meter.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved