Empat Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Terhadap Anak

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kasus tindak kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini cukup meningkat. Anak-anak tak hanya mendapat perlakuan kasar, terkadang pemerkosaan hingga korban sodomi oleh orang terdekat, bahkan ada yang dibunuh.

Menurut psikolog, Banjarmasin, Shanty Komalasari‎​, Kamis (15/10), secara psikologis penyebab terjadinya tindak kekerasan terhadap anak ada empat faktor.

Pertama, kata dia, orang dewasa yang menilai anak-anak adalah makhluk yang lemah sehingga dapat diperlakukan dengan semena-mena.

Kedua, ada riwayat orang dewasa tersebut diperlakukan yang sama yakni tindak kekerasan oleh orang sebelumnya. Ketiga, kurangnya peran aktif orang tua dalam menjaga dan melindungi anak dan keempat orang dewasa tidak mampu mengelola emosi dengan proporsional sehingga menimbulkan ekspresi emosi marah yang berlebihan dan pada akhirnya dapat menyakiti anak tersebut.

"Disini peran orang tua sangat dominan untuk mencegah terjadinya kekerasan pada anak, dengan memberikan pengawasan terhadap anak tersebut," kata dosen Jurusan Psikologi Islam di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora IAIN Antasari Banjarmasin ini.

​Bagaimana jika yang melakukan tindak kekerasannya adalah orang tua itu sendiri? Menurut dia, karena kebanyakan kasus yang terjadi justru kekerasan itu berasal dari orangtuanya, ini perlu disikapi dengan bijaksana.

"Orangtua perlu disadarkan akan dampak buruk secara psikologis bagi anak untuk jangka pendek dan jangka panjang," jelas Shanty.

Untuk memulihkan kondisi psikologis bagi anak korban kekerasan baik kekerasan fisik biasa apalagi kekerasan seksual, lanjut dia, membutuhkan pendampingan psikologis secara intensif dan stabilisasi untuk emosinya serta terapi untuk menangani trauma ataupun keadaan psikologis lain yang mengganggu.