Lelaki Punya Sembilan Istri

Sunaryo Ikut Jejak sang Kakek yang Punya 12 Istri

Naryo, istri-istri dan anak-anaknya, semua berbaur menjadi satu di rumah semi permanen tersebut. Saat ditemui sejumlah wartawan, Naryo tidak keberatan

Editor: Elpianur Achmad
Istimewa
Sunaryo bersama anak dan enam istrinya 

Ternyata, kisah asmara Naryo mengikuti jejak sang kakek. "Kenapa saya banyak istri, saya mengikuti kakek yang punya 14 orang istri. Kakek saya keturunan Tionghia. namanya, Lie Liet Nam. Panggilannya Anam. Dulu, domisilinya di Kuala Behe, tapi asli Singkawang," kata Naryo membuka cerita.

Naryo adalah anak kelima dari enam bersaudara. Ayahnya, dulu adalah angota Polisi Pamong Praja (Pol PP) di Mempawah, kemudian sempat bertugas di Ngabang, sebelum akhirnya pensiun di Kuala Behe.

Untuk pendidikan, Naryo sekolah di SDN 01 Ngabang, SMPN 02 Ngabang, dan tamat di SMAN 01 Pontianak. Disinggung tentang rumah tangganya, Naryo menegaskan sejak menikah pertama pada 1999, tidak pernah ada keributan di rumah tangganya.

Kalau pun pada akhirnya, bercerai dengan istri pertama, itu bukan karena dirinya bertengkara dengan sang istri.

"Hanya, istri pertama saya itu tidak mau dimadu. Dia mengalah, lalu minta cerai. Dia (istri) bilang, biarlah Mama mengalah, asal Papa bahagia," kenangnya.

Ia mengakui, banyak pandangan masyarakat yang miring terhadapnya karena memperistri sembilan perempuan. Itu juga yang membuat dirinya menuliskan prinsip hidup di depan rumahnya. Prinsip yang dipegang teguh Naryo itu adalah Jangan Menilai Orang Dari Omongan Orang Lain.

"Selama saya punya istri banyak ini, banyak yang mengatakan saya tuntut ilmu. Saya tegaskan, itu semua hanya omong kosong. Intinya kenapa saya banyak istri, hanya karena ikuti kakek saya. Mungkin ini garis keturunan juga dan saya hanya merasa nyaman menjalaninya," imbuhnya.

Ketika ditanya bagaimana menjaga rumah tangganya tetap harmonis dalam kehidupan sehari- hari, Naryo menuturkan yang terpenting adalah keadilan.

"Bagaimana saya menjaga keharmonisan, segala sesuatu yang saya berikan selalu adil. Tidak ada saya dibeda-bedakan. Begitu juga dengan anak-anak," ujarnya.

Keadilan itu juga yang diberikannya dalam memberikan nafkah batin. Ia pun merasa bahagia jika melihat istri-istrinya bersama-sama melahirkan. Ketika mereka melahirkan sama-sama, istri-istri Naryo itu tak sungkan berbagi air susu ibu (ASI), untuk bay-bayinya.

"Jadi tidak ada istri spesial. Semuanya sama," tegasnya.

Bagaimana untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anaknya? Naryo mengaku semua bisa dipenuhi dari pekerkjaan dan usaha yang digelutinya selama ini. Namun, Naryo enggan menjelaskan lebih rinci jenis usahanya tersebut.

Ia menikah untuk pertama kalinya pada 1999, dengan perempuan bernama Naini (31). Dari pernikahan itu, Naryo dikaruniai dua orang anak. Pernikahan kandas karena mereka bercerai pada 2010.

Naini memilih mengalah. Ia tidak mau dimadu. Saat itu, Naryo telah menikahi perempuan lainnya pada 2007. Namanya Sophia (31). Sophia memberinya empat orang anak. Setahun kemudian, pada 2008, Naryo mempersunting Sumarwati.

Dari pernikahannya yang ketiga ini, Naryo dikaruniai dua anak. Sumarwati meninggal dunia dalam sebua kecelakaan lalulintas di Segedong pada 2013.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved