Aneh, Air Drainase Depan Pasar Adaro Sering Meluber ke Rumah Warga

Ketika hujan datang, kawasan ini dikhawatirkan tergenang oleh luapan air drainase yang menggenang jalan, bahkan masuk sampai kerumah.

Penulis: Elhami | Editor: Ernawati
banjarmasinpost.co.id/muhammad elhami
Drainase yang bermasalah di Kota Paringin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Warga Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan.

Terutama di kawasan Pasar Modern Adaro, Kelurahan Paringin Kota.

Ketika hujan datang, kawasan ini dikhawatirkan tergenang oleh luapan air drainase yang menggenang jalan, bahkan masuk sampai ke rumah.

Seperti ketika hujan menguyur beberapa hari kemarin.

Rumah warga terendam hingga 30 centimeter oleh akibat kurang beresnya drainase wilayah perkotaan.

Saluran yang ada bukan malah memberi solusi, namun menambah debit tumpukan air semakin banyak menuju rumah warga.

Pasalnya, karena saluran tersebut memaksakan air untuk melawan arus yang deras, sehingga meluap ke perumahan.

Dasar saluran itu lebih tingi dari saluran air yang datang, akhirnya menumpuk dan meluap menyeberang jalan menuju perumahan warga setempat.

Hal ini penyebabnya adalah karena saluran derainase yang ada tidak optimal lagi.

Salah seorang warga Paringin Kota, Roly, mengharapkan agar Dinas PU lebih mengoptimalkan saluran yang sudah ada.

Bukan malah membuat saluran yang mewah namun tidak berfungsi, apalagi nihil seperti sekarang ini.

"Sejak pengerjaan Pasar Modern Adaro pada 2014 lalu, rumah warga sekitarnya mulai mengalami kebanjiran ketika hujan turun lebih dari 15 menit," kata Roly.

Bahkan, tandas Roly, ketika musim kemarau panjang pun, parit warga tidak mengalami kekeringan, dan permukaan air sudah mencapai permukaan jalan, karena airnya tidak mengalir.

Setiap banjir, lanjut dia, harus menunggu dan mengikuti air turun, sambil membersihkan lantai-lantai rumah dari lumpur, karena jika sudah kering, akan butuh banyak air untuk membersihkan lumpur tersebut.

"Tak peduli pagi, siang, malam hingga dini hari, yang jelas kami menunggu air itu turun, yang memakan waktu berjam-jam setelah hujannya reda," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved