Notaris Tewas di Hutan, Saat Ditemukan Kulit Sudah Terkelupas

Warga di Banjar Klatakan, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali dihebohkan oleh penemuan sesosok mayat laki-laki di dalam hutan

Editor: Ernawati
zoom-inlihat foto Notaris Tewas di Hutan, Saat Ditemukan Kulit Sudah Terkelupas
net
Ilustrasi

BANJARMASINPOST.CO.ID, NEGARA - Warga di Banjar Klatakan, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali dihebohkan oleh penemuan sesosok mayat laki-laki di dalam hutan, Jumat (11/12/2015).

Setelah diidentifikasi oleh petugas Polres Jembrana, terungkap jika mayat tersebut adalah I Gusti Agung Gede Anom SH (57) yang merupakan seorang notaris di Lingkungan Ketugtug, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Tribun Bali Jumat kemarin, mayat Notaris Anom ini pertama kali ditemukan pukul 08.00 Wita oleh Suyono (52), warga Banjar Klatakan, Desa Melaya, Kecamatan Melaya yang bekerja sebagai satpam pada usaha budidaya mutiara di sekitar lokasi ditemukannya korban.

Saat itu, Suyono yang hendak mencari pakan sapi di tengah hutan Klatan.

Ia melihat korban dalam posisi terlentang di rimbunan semak-semak dengan memakai celana panjang kain warna abu-abu dan baju batik lengan panjang.

Tak ayal, Suyono yang terkejut akhirnya lari ke luar hutan sembari berteriak-teriak yang kemudian menghebohkan para warga setempat dan sejurus kemudian mengerumuni lokasi kejadian.

Penemuan mayat ini kemudian dilaporkan ke kelian banjar setempat yang diteruskan ke pihak berwenang.

Tak lama berselang, Tim Inafis dari Polres Jembrana datang dan langsung melakukan olah TKP.

"Kaget saya lihat ada mayat tergeletak di jalan setapak menuju hutan. Ya saya lari sambil berteriak karena ketakutan," terang Suyono ketika dikonfirmasi di lokasi kejadian Jumat kemarin.

Tim Inafis berhasil mengidentifikasi korban dengan nama Gusti Agung Gede Anom yang beralamat di Jl. Gunung Bromo, No. 27, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana.

Warga setempat menyebutkan, pada Kamis (10/11/2015) pagi sempat melihat seseorang naik sepeda motor menuju Pantai Klatakan dan belum kembali hingga sehari setelahnya.

Menurut Kelian Tempek Tengah, Banjar Ketutgtug, Desa Adat Loloan Timur, I Kadek Wirahyasa, selama ini Anom dikenal sebagai sosok yang santun dan ramah.

Selain itu korban juga selalu aktif dalam kegiatan di banjar dan bersedia berkonsultasi dengan tetangganya terkait masalah hukum.

Kepergian Anom tak hanya meninggalkan duka dalam bagi istri dan kedua putrinya, tapi juga bagi sejumlah karyawan yang bekerja di kantor notarisnya yang sudah berdiri semenjak tahun 1991 silam.

"Terakhir saya lihat beliau saat pencoblosan (Rabu, 9/12/2015). Orangnya memang terkesan tertutup kalau masalah pribadi, tapi ramah dan aktif di banjar," tutur Wirahyasa ketika ditemui di RSUD Negara, kemarin.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved