Bukannya Menyehatkan, Makanan Sehat Justru Membuat Lebih Gendut, Kenapa Ya?

Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of the Association for Consumer Research menyeroti, bahwa kita cenderung melihat makanan sehat

Editor: Eka Dinayanti
Mirror.co.uk
Kita cenderung melihat makanan sehat kurang mengisi perut sehingga porsinya harus ditambah. Bukan malah menguruskan, cara pandang ini justru akan membuat kita lebih banyak makan dan ujung-ujungnya menjadi lebih gendut. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of the Association for Consumer Research menyeroti, bahwa kita cenderung melihat makanan sehat kurang mengisi perut sehingga porsinya harus ditambah. Bukan malah menguruskan, cara pandang ini justru akan membuat kita lebih banyak makan dan ujung-ujungnya menjadi lebih gendut.

Para peneliti telah melakukan studi pada tiga kelompok mahasiswa dengan mengukur tingkat konsumsi mereka, serta jarak lapar setelah mengonsumsi makanan. Baik yang sehat atau yang tidak sehat.

Selama proses penelitian, untuk makanan yang dikategorikan sehat, para partisipan cenderung memesannya dengan porsi lebih besar. Tak hanya itu, mereka juga mengonsumsi lebih banyak jenis makanan.

Setelah ditelusuri lebih jauh, musabab mereka mengambil lebih banyak porsi adalah persoalan psikologi. Mereka menganggap bahwa makanan sehat cenderung kurang mengisi perut mereka. Oleh sebab itu porsinya harus ditambah. Dan kita tahu hasil akhirnya bukan?

Lebih dari, para peneliti juga menyebut, munculnya label sehat pada makanan sehatinya juga bukan keputusan yang bijak; alih-alih memperbaiki, label-label itu justru bisa memperkeruh persoalan.

Tak hanya sekadar memberi kritikan, para peneliti itu juga datang memberikan solusi. “Penekanannya adalah pada seberapa bergizi makanan itu, bukan pada seberapa sehat makanan itu,” ujar mereka.

Sumber: Intisari Online
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved