Tragis, Balita Tewas Terpanggang Saat sang Ibu ke Tempat Karaoke

Kejadian berawal dari padamnya listrik di sekitaran Kecamatan Malinau Kota. Ibunda Rizky, Fatimah Ashari (25) menyalakan lilin untuk menerangi rumah

Editor: Ernawati
TRIBUN KALTIM/PURNOMO SUSANTO
Kebakaran melanda rumah di Gang Bayataka, RT 15, Desa Malinau Kota, Malinau, Selasa sekitar pukul 23.45 Wita. Dalam peristiwa ini seorang balita tewas terpanggang dalam musibah tersebut. Tampak sang ibu yang menangis menyesal telah meninggalkan anaknya tidur sendirian. 

BANJARMASINTRIBUNKALTIM.CO.ID, MALINAU - Kebakaran melanda rumah di Gang Bayataka, RT 15, Desa Malinau Kota, Malinau, Kalimantan Utara, Selasa sekitar pukul 23.45 Wita.

Tragisnya, tidak hanya menghanguskan satu unit rumah, anak balita bernama Muhammad Rizky (2) ikut tewas terpanggang dalam musibah tersebut.

Kejadian berawal dari padamnya listrik di sekitaran Kecamatan Malinau Kota. Ibunda Rizky, Fatimah Ashari (25) menyalakan lilin untuk menerangi rumah yang gelap gulita.

Dua lilin diletakkan di dua tempat, di dalam kamar dan ruang tamu. Bukannya menjaga anak di rumah saat listrik padam, usai menyalakan lilin, Fatimah malah meninggalkan rumah bersama adiknya, Adri (18) pergi ke tempat karaoke di salah satu hotel di Malinau Kota.

"Kamu tidak tahu bagaimana stresnya saya dengan permasalahan yang menimpa saya sekarang ini. Saya itu perlu hiburan, makanya saya keluar karaoke dengan adik," ujarnya sambil tersedu-sedu saat ditanya penyidik Polres Malinau, Rabu (8/6/2016).

Fatimah mengungkapkan, saat pergi dari rumah, anaknya tengah tertidur pulas dengan ayah kandung dan kedua adiknya. Namun naas, api dari lilin yang dinyalakan ibu satu anak ini membakar rumah dan memanggang anak semata wayangnya.

"Saya tinggalkan rumah itu masih ada Bapak saya dan dua adik saya yang masih kecil-kecil," beber Fatimah yang diperiksa sebagai saksi.

Selain Fatimah, polisi juga memeriksa beberapa orang saksi termasuk adik kandung Fatimah, Ardi (18) dan ayah Fatimah, Ibnoh Basri (56). Hingga saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan kepada para saksi soal kronologi kejadian kebakaran yang menewaskan Rizky.

"Saya ingin bertemu suami saya. Saya mau minta maaf. Saya menyesal meninggalkan Rizky di rumah. Saya syok sekali. Masa saya tidak melihat pemakaman anak saya sendiri," jeritnya saat diperiksa di Ruang Pidum Polres Malinau.

Ditanyakan apakah benar ingin pergi menyanyi di rumah karaoke, Fatimah mengakui. Dia memang berencana pergi ke rumah karaoke bersama adiknya. Namun, setelah sampai di rumah karaoke, mereka berdua tidak mendapatkan ruangan.

Meski demikian, Fatimah dan adiknya tetap berada di rumah karaoke untuk menunggu.

"Awalnya memang niat untuk karaoke, tapi kita tidak dapat tempat. Setelah itu saya menunggu. Sampai akhirnya mendapatkan kabar kalau rumah saya terbakar, baru saya pulang," ungkapnya.

Berbeda dengan pernyataan adik Fatimah, Adri tidak mengakui kalau pergi ke rumah karaoke. "Kita belum sampai di rumah karaoke. Kita tidak mau pergi karaoke," ujarnya saat ditanya polisi.

Pernyataan berbeda dilontarkan oleh kedua saksi itu sempat membingungkan penyidik Polres Malinau. Selain pernyataan berbeda keterangan para saksi juga berubah-ubah.

Oleh karenanya, penyidik harus saksama membuat Berita Acara Perkara (BAP) pada kasus ini.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved