Astaga, Penjambret Guru di Samarinda Hingga Tewas, Ternyata Uangnya untuk Ini
Aparat kepolisian memang telah berhasil mengamankan pelaku penjambretan yang mengakibatkan tewasnya korban jiwa
Editor:
Ernawati
TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER DESMAWANGGA
Wahyu Al Rizkum (20) bersama aparat kepolisian di Mapolresta Samarinda, saat memberikan keterangan kepada awak media atas perbuatan yang dilakukannya, Rabu (7/9/2016).
BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMARINDA - Aparat kepolisian memang telah berhasil mengamankan pelaku penjambretan yang mengakibatkan tewasnya korban jiwa.
Namun bukan berarti Kota Tepian (sebutan Samarinda) aman dari pelaku kejahatan jalanan. Kendati demikian, reaksi cepat aparat dalam menangkap pelaku, tetap mendapatkan apresiasi dari masyarakat. "Satu pelaku sudah diamankan, tinggal pelaku lainnya yang harus ditangkap. Aparat tidak boleh langsung senang dengan tangkapan ini, karena masih banyak pelaku lainnya," ucap Ismail (26), warga Samarinda Seberang, Rabu (7/9/2016). Sementara itu, pelaku atas nama Wahyu Al Rizkum (20), ternyata bukan pemain baru dalam hal jambret menjambret. Sebelum beraksi dikawasan flyover, pada 4 September silam, pelaku juga pernah beraksi di kawasan Palaran. Kendati telah memiliki pekerjaan tetap sebagai penjaga keamanan di salah satu toko yang menjual perlengkapan rumah tangga, di Jalan P Antasari, namun dirinya terpaksa merampas tas milik Rika Novita (41), hingga menyebabkan korban tewas, karena belum mendapatkan gaji dari perusahaan tempatnya bekerja. "Gaji belum masuk, padahal biasanya tanggal 29 sudah masuk gaji, tapi bulan ini belum gajian," ucapnya saat ditemui pada Mapolresta Samarinda. Uang hasil rampasan itu pun bukan untuk keperluan sehari-harinya, namun untuk bermain game di warnet dan membeli sabu. Uang hasil rampasan dari dalam tas korban sebesar Rp 2,5 juta pun sudah ludes digunakannya. "Di tas itu, ada handphone dan uang sebanyak Rp 2,5 juta, uangnya untuk beli sabu dan main game," ucap warga Loa Janan itu. (*)