Hebat! Bocah Penjual Post Card di Pura Besakih Kuasai 21 Bahasa

Sosok Ni Putu Rista (10) semakin pupuler setelah diketahui memiliki kelebihan dengan 'menguasai' 21 bahasa asing

Editor: Ernawati
Tribun Bali/ Saiful Rohim
Ni Putu Rista saat menawarkan post card ke wisatawan yang berkunjung ke Besakih, Karangasem, Bali. Ia menggunakan berbagai bahasa. Para wisatawan heran melihat kemampuan berbahasa asing. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMLAPURA - Sosok Ni Putu Rista (10) semakin pupuler setelah diketahui memiliki kelebihan dengan 'menguasai' 21 bahasa asing.

Yang unik, ibunya baru tahun Rista jago bahasa asing setelah dirinya muncul di televisi.

Kemampuan bocah kelas IV SD ini diinspirasi dari kehadiran para guide di Pura Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali. Kehidupan guide memotivasinya untuk belajar dan mengerti bahasa asing.

Menurutnya, guide yang mengerti bahasa asing gampang memperoleh uang sampai ratusan ribu.

Hanya mendampingi wisatawan berkeliling dan menjelaskan sejarah Pura Besakih, guide sudah bisa mendapat upah melebihi penghasilan pedagang.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rista sudah mulai belajar bahasa asing sejak usia lima tahun.

Dara cantik ini makin termotivasi untuk mempelajari dan menguasai bahasa asing setelah mengenal kehidupan guide saat umur enam tahun.

Keinginan besar mengerti bahasa asing membuatnya terus berusaha. Satu per satu kata-kata bahasa asing coba dipelajari dan dihafalnya. Mulai dari bahasa Inggris, Prancis, Jerman, serta Belanda.

Bocah yang tinggal di kaki Gunung Agung ini juga aktif mendekati para guide untuk mendapat ilmunya.

Menghafal kata dan kalimat dilakukan setiap hari.

Seandainya ada kata yang belum diketahui, ia pun tak segan menanyakan ke guide atau pedagang sekitar yang bisa berbahasa asing.

"Guide sini yang memotivasi saya, sampai bisa 21 bahasa," katanya saat ditemui di kawasan Pura Besakih, Sabtu (10/9/2016).

Dalam waktu dua tahun, bocah berambut lurus ini bisa berkomunikasi empat bahasa.

Ia pun memberanikan diri menjual post card ke wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Besakih.

“Sebelum bisa bahasa asing, saya cuma ikut ibu jualan canang dan dupa. Ke mana ibu jualan, saya ikut. Setelah bisa bahasa asing, jualan post card sendiri,” akunya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved