Ekonomi dan Bisnis
Trader Banua Aksi Waspada
Berinvestasi di pasar modal sangat mudah, cukup dengan deposit minimal sebesar RP 1.000.000 juta dan persyaratan KTP dan NPWP para investor pun sudah
Penulis: | Editor: Mustain Khaitami
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Indeks global ditutup rata-rata pada teritori positif dalam perdagangan kemarin malam. Dow Jones ditutup menguat ke level 18.923,06 atau positif 0,29 persen.
Penguatan dipimpin oleh sektor energi pasca kenaikan yang signifikan pada harga minyak dunia ke level US$ 46,4 per barrel (+5,6%).
"Kenaikan tersebut didorong oleh ekspektasi penurunan produksi shale oil dan gas di US serta rencana OPEC untuk mengurangi produksi minyak," kata Branch Manager PT BNI Securities Banjarmasin, Yuniar Fariza Darmawan, Rabu (16/11).
Dijelaskannya, kenaikan yang tajam juga terjadi pada saham berbasis teknologi yang ikut menopang penguatan indeks Nasdaq sebesar 1,1 persen.
Indeks Eropa rata -rata mengalami penguatan dimana indeks DAX (+0,4%); CAC40 (+0,6%) dan FTSE (+0,6%).
Katalis positif pendorong pergerakan indeks berasal dari peningkatan yang signifikan pada harga minyak dunia serta positifnya rilis data ekonomi Zona Euro yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,6 persen yoy pada 3Q16, sesuai dengan estimasi konsensus dan pertumbuhan sebelumnya.
"Indeks sentimen ekonomi ZEW Zona Euro juga meningkat signifikan dari level 12,3 ke 15,8," imbuhnya.
Sementara itu pasar Asia, rata-rata ditutup variatif dimana Nikkei (-0,03%); HSI (+0,46%). Investor cenderung melakukan aksi ambil untung setelah peningkatan yang signifikan terjadi pada beberapa hari sebelumnya.
"Dari pasar domestik, IHSG kembali melemah ke level 5.079 (-0,73%) pada penutupan perdagangan kemarin," jelasnya lagi.
Ditemui di kantornya, Jalan Pangeran Antasari Banjarmasin, Yuniar juga menjelaskan, investor asing kembali mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 552 miliar.
Penurunan IHSG disebabkan oleh sikap wait and see investor asing dalam mencermati kebijakan ekonomi yang akan diambil pemerintah baru US serta dampaknya pada negara berkembang, serta tren penguatan nilai USD terhadap mata uang negara berkembang.
"Hari ini kami memprediksikan IHSG berpotensi mengalami rebound ditopang oleh positifnya data neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus senilai US$ 1,21 miliar atau lebih tinggi dari konsensus di angka US$ 1,03 miliar, indeks EIDO juga mencatatkan peningkatan sebesar 1,7 persen," bebernya.
Aksi waspada profit taking juga melanda para investor Banua, investor cenderung menuggu alias wait and see terhadap fluktuasi pasar.
Namun sebagian para trader Banua memanfaatkan momentum technical reboud akibat penurunan indeks yang cukup dalam, pilihan trader banua seperti saham saham bluechip di sektor perbankan BBRI, BMRI, BJBR dan selain itu juga sektor pertambangan batu bara seperti saham PT Adaro Energy Tbk berkode ADRO, PTBA, BUMI yang di gemari karena paling atraktif.
Mungkin inilah salah satu kemudahan dan kenyamanan dalam berinvestasi di pasar modal khususnya bursa efek Indonesia. Para investor dan trader lebih leluasa dalam melakukan aktivitas tujuan investasinya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/saham-gabungan-ihsg_20160914_123215.jpg)