Seputar Kaltara
Terungkap, Teroris Asal Indonesia ke Filipina Lewat Jalur Nunukan karena Alasan Ini
Militer Filipina menemukan dua paspor milik Warga Negara Indonesia (WNI) di salah satu rumah di lokasi konflik.
BANJARMASINPOST.CO.ID, NUNUKAN - Militer Filipina menemukan dua paspor milik Warga Negara Indonesia (WNI) di salah satu rumah di lokasi konflik.
Pemilik paspor masing-masing Ali Al Amin dengan nomor paspor B2550461 dan Irsyad Ahmad Darajat dengan nomor paspor B3034921 terdeteksi keluar dari Kabupaten Nunukan menuju ke Tawau, Negara Bagian Sabah, Malaysia pada 15 November 2016 dengan menumpang MV Labuan Expres 5.
Dari Sabah, keduanya lalu melanjutkan perjalanan menuju ke Marawi, Filipina.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Nunukan, Ferry Herling Ishak Suoth SH menduga Kabupaten Nunukan merupakan jalur yang lebih mudah dan cepat sehingga menjadi perlintasan bagi warga negara Indonesia yang diduga bergabung dengan kelompok militan teroris Maute pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Marawai Filipina.
“Ini sekaligus memberikan informasi bagi simpatisan ISIS untuk lebih mengenal lajur perbatasan,” ujarnya, Rabu (7/6/2017).
Dia mengatakan, tanpa alasan dimaksud tentu kelompok tersebut akan memilih jalur udara karena lebih efisien.
“Namun jikapun mereka memilih lajur laut, bisa saja mereka berangkat melalui Surabaya, Sulawesi Utara atau Kota Tarakan,” ujarnya.
Pihaknya sendiri tidak mengetahui persis tujuan mereka sebenarnya keluar dari Kabupaten Nunukan menuju keluar negeri.
“Karena kalau wawancara, biasa mereka mengaku mau mengunjungi saudara atau berlibur," katanya.
Selain kedua warga dimaksud, pihaknya juga sedang mengawasi delapan pasang jemaah tabligh asal India yang masuk Nunukan melalui Malaysia beberapa waktu lalu.
Imigrasi telah memberikan data lengkap rombongan tersebut ke Polisi untuk terus dipantau aktivitasnya serta isi dari materi dakwah mereka.
"Kami bukannya suudzon, tetapi ini kondisi memang gawat. Mungkin bisa saja nanti kita warning warga Filipina yang masuk. Kan kita harus antisipasi hal sekecil apapun,” ujarnya.
Saat ini Imigrasi harus lebih ketat terkait perizinan masuknya orang asing dari Malaysia ke Nunukan.
"Kami interview cara intelijen. Kami lebih banyak bertanya kepada mereka, karena kami tidak mau kecolongan," ujarnya.
Pihaknya bahkan memberikan pertanyaan menjebak dengan teori interview tertentu. Jika jawaban yang diperoleh mencurigakan, pihaknya berhak menolak masuk pelancong tersebut.
