HUT Bhayangkara

30 Bom Terpasang di Tubuh Sasmito Tiba-tiba Meledak di Iringi Api Berkobar-kobar

Ratusan pasang mata terhenyak tiba-tiba terdengar ledakan dibarengi kobaran api menyelimuti tubuh lelaki itu.

Editor: Elpianur Achmad
Halaman 1 Harian Banjarmasin Post Edisi Cetak Selasa (11/7/2017) 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Serangkaian bunyi dentuman terdengar nyaring di lapangan Mako Brimob Polda Kalsel Jalan A Yani Km 31 Guntung Payung Kota Banjarbaru Kalsel, Senin (10/7) siang.

Seseorang mengenakan rompi dengan balutan penuh bom melilit di tubuhnya. Ratusan pasang mata terhenyak tiba-tiba terdengar ledakan dibarengi kobaran api menyelimuti tubuh lelaki itu.
Ya, lelaki itu menarik picu, dan seketika itu juga,... blaarrrr...!

Meski itu hanya sebuah atraksi main-main, namun drama aksi bom bunuh diri yang diperankan anggorta Detasemen Wanteror Gegana Brimob Polda Kalsel, itu tak pelak cukup membuat ketegangan ratusan pasang mata yang hadir di lapangan Mako Brimob Polda Kalsel, Senin.

Selain atraksi bom bunuh diri, juga dilakukan drama teror di sebuah bus PO Waranggono rute Balikpapan-Banjarmasin. Bus berisi sarat penumpang disandera oleh kawanan teroris.

Para teroris tidak hanya menggunakan senjata api tpai juga membawa bahan peledak atau bom.
Sekawanan teroris itu berencana meledakkan sebuah kantor polisi yang berlokasi di Banjarmasin.

Aksi dramatik pun terjadi. Tim Detasemen Wanteror unit gegana Brimobda Kalsel terlibat baku tembak dengan kelompok teroris. Dalam waktu singkat tim Detasemen Wanteror pun melumpuhkan kawanan teroris tersebut.

Lantas siapa dan bagaimana kondisi para pemeran drama teror (simulasi) itu, dan siapakah penggagas ide di balik serangkaian kegiatan pada puncak Hari Bhayangkara tersebut.

Bost berkesempatan menemui pemetran bom bunuh diri yang ternyata Brigadir Sasmito, anggota unit Wanteror Gegana dan Jibom Brimob Polda Kalsel.

Masih mengenakan seragam simulasinya yang terpasang 30 unit bom palsu, pria berusia 38 terlihat bugar sembari berbincang rekan-rekannya.

Ternyata, Sasmito mengaku sudah enam kali melakukan aksi bom bunuh diri pada rangkaian serupa. Bahkan, dia menyebut aksinya Senin siang tadi masih terbilang sedang jika dibanding aksi heroik yang dilakukannya beberapa waktu lalu.

Kewaspadaan dan latihan keras menjadi hal yang utama, kata pria berusia 38 tahun itu pada setiap memulai aksinya.

"Tahun lalu, saya melakukannya setelah terjun payung. Dan ini, sebelumnya kami melakukan latihan sekitar sebulan" tuturnya.

Sasmito tgak menampik kalau dari atraksi bom bunuh dirinya itu mengandung risiko. Risiko itu, sebut dia, bukan dikarenakan ledakan, tapi pancuran api serta asap yang keluar dari seperangkat alat yang terpasang di tubuhnya.

"Karena memang semua ini tetap dari bahan peledak cuma tidak membahayakan. Semua alat ini juga sudah didesain dan diujicoba pada setiap latihan, sehingga tidak berbahaya," beber Sasmito.

Adapun serangkaian parade simulasi penanganan dan penanggulangan antiteror yang berlangsung di lapangan Mako Brimob Polda tersebut tidak terlepas dari peran Brigadir Budi, yang mendesain secara detik kegiatan itu.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved