Tak Banyak yang Tahu, 38 Tahun Berkuasa Pemimpin Negara Kaya Minyak Ini Anak Tukang Batu

Namanya Jose Eduardo dos Santos, Presiden negara kaya minyak di Afrika, Angola. Bulan ini, dia lengser dari jabatan itu setelah berkuasa selama 38

Editor: Ernawati
Jose Eduardo dos Santos 

"Berapa kali ia memberikan wawancara? Sangat sangat sedikit. Saya tak pernah melihatnya difoto di ruang kerjanya, tak banyak yang tahu soal dia."

Demikian kata wartawan dan aktivis Angola, Rafael Marques de Morais kepada The Guardian.

Selain itu, Dos Santos sangat menghindari mengkritik negara-negara lain.

Pada pekan terakhir Agustus, Angola menggelar pemilihan umum untuk mencari pengganti Dos Santos.

Meski nantinya ia tak lagi menjabat sebagai Presiden, bukan berarti pengaruhnya di bidang politik dan ekonomi akan berkurang. Demikian analisa wartawan BBC di ibu kota Luanda, Clare Spencer.

Ia akan tetap memimpin MPLA, dan presiden baru nanti tak bisa memecat kepala kepolisian, panglima militer, atau kepala badan intelijen selama delapan tahun ke depan.

Dengan kata lain, orang-orang yang menduduki posisi tersebut, yang diangkat sendiri oleh Dos Santos, tetap berkuasa.

"Mekanisme ini secara jelas diatur dalam undang-undang yang diloloskan hanya sebulan sebelum pemilu," ujar Spencer.

Menurut laporan Bloomberg, para anggota parlemen juga menjamin kekebalan dari semua tuntutan hukum bagi Dos Santos, selain satu kursi di Dewan Republik.

Pengamat politik Angola, Dalvan Costa mengatakan jabatan dan impunitas ini pada dasarnya 'membuat Dos Santos tetap berkuasa, meski tak secara total.

Dalam kalimat mantan Perdana Menteri Marcolino Moco, Dos Santos menutup pintu tapi masih memegang kunci.

Nepotisme?

Sementara itu, anak-anak Dos Santos masih akan tetap memegang posisi-posisi penting di Angola.

Putrinya, Isabel, adalah miliarder yang mengepalai perusahaan minyak negara, Sonangol, dan menurut majalah Forbes adalah perempuan terkaya di Afrika.

Saudara laki-laki, Isabel, Jose Filomeno, adalah figur penting di badan yang diberi tanggung jawab menentukan investasi dari penerimaan minyak.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved