Saint

Transplantasi Kepala Manusia Bakal Jadi Kenyataan, Seperti Tokoh Frankenstein

Dia sudah mengklaim bahwa prosedur ini akan diselesaikannya pada musim gugur tahun depan di China

Editor: Didik Triomarsidi
istimewa
Dokter bedah saraf Italia, Sergio Canavero, yang kontroversial dengan tranplantasi kepala manusia-nya 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Tokoh Frankenstein bagi Sergio Canavero adalah sebuah inspirasi. Ahli bedah saraf Italia ini pernah berkata bahwa novel klasik karya Mary Shelley ini telah mengilhaminya untuk menyelesaikan transplantasi kepala manusia yang pertama di dunia.

Dia sudah mengklaim bahwa prosedur ini akan diselesaikannya pada musim gugur tahun depan di China. Meski begitu, dia sendiri mengaku tidak mengejar prestasi medis yang belum pernah dilakukan sebelumnya di dunia atau untuk menyembuhkan orang dengan luka yang mengacam jiwa.

Sebaliknya, dia ingin operasi tersebut berfungsi sebagai cara untuk mengeksplorasi gagasannya sendiri tentang kehidupan, kematian, dan kesadaran manusia.

Sama seperti dokter fiktif Victor Frankenstein yang menemukan cara untuk memberi hidup pada benda mati, Canavero juga memiliki tujuan untuk mengakali kematian.

Dokter bedah ini membayangkan masa depan di mana orang sehat dapat memilih transplantasi kepala sebagai cara untuk hidup lebih lama, meskipun harus menyambung kepala mereka pada tubuh kloning.

"Saya ingin memperpanjang kehidupan dan menabrak dinding batas antara hidup dan mati," kata Canavero.

Canavero menjelaskan, jika transplantasi kepala akan melibatkan saraf tulang belakang seseorang yang terluka. Saraf yang terluka kemudian dipotong dan kedua ujung yang sehat disatukan.

Dia berencana untuk menempel urat saraf dengan menggunakan Polietilen Glikol (PEG), peralatan umum laboratorium yang digunakan untuk menyatukan sel. Namun, Canavero hanya menyebutnya sebagai 'lem'.

Diterapkan pada Manusia

Berdasarkan klaim Canavero, dia akan segera menyelesaikan prosedur transplantasi ini dengan dua manusia, seorang warga negara China yang anonim dan pendonor organ otak yang sudah meninggal.

Prosedur ini disebut HEAVEN, singkatan dari Head Anastomosis Venture atau usaha penggabungan kepala. Canavero berkata bahwa dia telah mempelajari konsep transplantasi kepala ini selama lebih dari satu dekade.

Dia lalu membaca buku Frankenstein yang membuatnya tersadar jika ada satu komponen yang kurang dalam prosedurnya, yaitu listrik.

"Listrik memiliki kekuatan untuk mempercepat pertumbuhan pada penyatuan urat saraf tulang belakang," kata Canavero.

Sebelumnya, Canavero pernah melakukan prosedur ini pada hewan. Namun, banyak ahli berpendapat bahwa hasilnya tidak memuaskan.

Pada percobaan pertama, Canavero mengklaim telah menghubungkan kembali urat saraf tulang belakang seekor anjing. Kurang dari setahun, dia lalu menerbitkan hasil studinya yang merinci bagaimana dia menciptakan hewan pengerat berkepala dua.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved