Kebakaran Lahan Telan Korban
Kesulitan Air, Relawan Terpaksa Pakai Sistem Estafet Memadamkan Kebakaran Lahan di Pejambuan
Pasalnya, selain luasan lahan yang terbakar tergolong banyak, relawan pemadam kebakaran dihadapkan kesulitan pencarian sumber air.
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Kebakaran lahan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa seorang pensiunan kepala sekolah di Desa Penggalaman, Martapura Barat, Kabupaten Banjar, dan sekitarnya, Selasa (19/9) dinilai cukup besar oleh beberapa relawan pemadam kebakaran.
Pasalnya, selain luasan lahan yang terbakar tergolong banyak, relawan pemadam kebakaran dihadapkan kesulitan pencarian sumber air.
Nasikin, relawan 14.172.00 gabungan, mengungkapkan, demi mencapai titik api dari sumber air, dia bersama beberapa rekannya terpaksa menerapkan sistem estafet. Slang terpaksa dipasang secara menyambung hingga menghabiskan 40 slang atau sepanjang 150 meter.
Baca juga: Pensiunan Kepsek Ambruk Dikepung Asap, Kebakaran Lahan di Kalsel Telan Korban Jiwa
Baca Juga: Sebelum Ditemukan Tewas, Bajuri Sempat Membantu Relawan Padamkan Kebakaran Lahan
"Itupun titik api tidak semuanya terjangkau, karena sulitnya sumber air," ungkap warga Gudang Tengah itu.
Disinggung adanya korban jiwa atas terdampak kebakaran lahan kemarin, Nasikin membenarkan. Hanya saja pihaknya tidak mengetahui saat itu korban menuju tengah lahan yang terbakar.
Baca Juga: Di Tubuh Korban Hanya Ada Luka Luyuh, Keluarga Bantah Bajuri Meninggal Akibat Terpanggang
"Karena kata korban, saat itu dia hendak mencari kayu. Seandainya kami tahu beliau berada di lahan terbakar tentu tidak mungkin membiarnya sendiri. Api Selasa kemarin berhasil kami padamkan sekitar pukul 16.30 Wita," ujarnya.
Sedangkan Kapolsek Sungai Tabuk, AKP Siti Rohayani dikonfirmasi melalui sambungan telepon terkait kebakaran lahan dan jatuhnya korban jiwa, tidak memberikan tanggapan. (gha/lis)
Baca Lebih Lengkap di Harian Banjarmasin Post Edisi Kamis (21/9/2017)
