Janji Anies Baswedan-Sandiaga Uno Tolak Reklamasi, Begini Kata Partai Pengusung
"Aturan mainnya memang ditarik ke (Pemerintah) Pusat, tapi kan lokasinya tetap di Jakarta jadi masih kewenangan Pak Anies.
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) meyakini Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan- Sandiaga Uno tetap akan menolak reklamasi Pantai Utara (Pantura) Jakarta.
Hal itu dikatakan mantan ketua pemenangan Anies-Sandi sekaligus Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera dalam acara syukuran di Hotel Grand Cempaka, Minggu (15/10/2017).
PKS merupakan salah satu partai pendukung Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Aturan mainnya memang ditarik ke (Pemerintah) Pusat, tapi kan lokasinya tetap di Jakarta jadi masih kewenangan Pak Anies. Komitmen tolak reklamasi masih," ucap Mardani kepada wartawan.
Baca: Janji Menutup Alexis Setelah Jadi Gubernur, Begini Kata Anies Baswedan
Kendati demikian, Mardani masih belum tahu bagaimana langkah Anies-Sandi ke depannya dalam mewujudkan komitmen tersebut. "Formulasinya seperti apa nanti akan diumumkan Mas Anies setelah pelantikan," imbuh dia.
Di sisi lain, Anies pun masih enggan menjabarkan rencana kerjanya setelah dilantik nanti. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut hanya menjawab tunggu setelah pelantikan usai.
"Begini, kami hari ini akan konsentrasi untuk besok, sesudah itu nanti kami akan sampaiakn program-program tanggal 17, termasuk rencana-rencananya. Semua sudah dipersiapkan, jadi nanti saja tunggu tanggal 17," pungkas Anies.
Diberitakan sebelumnya, serah terima jabatan kepemimpinan di ibu kota rencananya digelar pada hari yang sama dengan jadwal pelantikan Gubernur DKI Jakarta di Istana pada 16 Oktober 2017.
Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, Anies Baswedan-Sandiaga Uno akan dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebelum serah terima jabatan di Balai Kota DKI Jakarta.
Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Sumarsono, mengatakan Sertijab dari Djarot Saiful Hidayat kepada Anies Baswedan paling cepat dilakukan satu jam setelah pelantikan dan paling lambat tiga hari setelah pelantikan.
Pelantikan Anies-Sandi akan berlangsung di Istana Negara dipimpin langsung Jokowi.
Acara di Istana itu diawali dengan pengucapan sumpah dan janji, pakta integritas dan pelantikan.
Ramah tamah dengan para undangan digelar usai pelantikan. "Tambah di dalamnya ada foto dengan presiden lah kira-kira," ujar Sumarsono.
Kedatangan Anies-Sandi akan menjadi momen pertama Anies-Sandi berkantor di Balai Kota sebagai kepala daerah di ibu kota.
Saat tiba di Balai Kota, Anies-Sandi akan disambut dengan tradisi Betawi mulai dari tarian selamat datang hingga tradisi Palang Pintu.
Anies-Sandi selanjutnya akan melaksanakan upacara Sertijab, setelah itu keduanya dijadwalkan menemui warga di halaman Blok G Balai Kota. Di sana akan disediakan sebuah panggung bagi Anies-Sandi untuk berkomunikasi dengan warga.
Pada hari yang sama, pasangan yang diusung PKS dan Gerindra ini juga diagendakan untuk bersilaturahmi dengan segenap pegawai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Acara selanjutnya adalah pidato Anies sebagai Gubernur DKI terpilih di hadapan anggota DPRD dalam sidang paripurna istimewa DPRD DKI Jakarta.
Sampai saat ini pihak Anies-Sandi belum memberi tahu apakah akan menggelar pesta rakyat atau tidak saat Sertijab di Balai Kota.
Saat era Gubernur Joko Widodo, pesta rakyat digelar di halaman Gedung DPRD DKI Jakarta, dengan melibatkan warga dan relawan.
Pelantikan Anies Baswedan-Sandiaga Uno merupakan rangkaian acara Pilkada DKI Jakarta 2017.
Keduanya terpilih sebagai pemimpin ibu kota setelah mengalahkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni di Pilkada 2017.
Berdasarkan data KPU DKI Jakarta, di putaran kedua Anies-Sandi mendapat 57,96 persen atau 3.240.987 suara dan Ahok-Djarot hanya meraih 42,04 persen atau 2.350.336 suara.
Anies-Sandi diusung oleh Partai Gerindra dan PKS, sedangkan Ahok-Djarot didukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Hati Nurani Rakyat, Golkar, dan NasDem. (KOMPAS.com)
