Berita Kabupaten Banjar

NEWSVIDEO: Kelambu Milik Warga Desa Teluk Selong Ini Sudah Berusia 207 Tahun

selain memiliki fungsi penangkal serangan nyamuk. Kelambu juga kerap dianggap orang sebagai penghalau ilmu hitam berupa teluh dan santet.

Penulis: Ahmad Rizky Abdul Gani | Editor: Elpianur Achmad

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Bagi masyarakar Banjar dahulu, Kelambu merupakan alat pelindung yang sangat efektif sewaktu tidur.

Bentuknya yang sederhana, selain memiliki fungsi penangkal serangan nyamuk. Kelambu juga kerap dianggap orang bahari sebagai penghalau ilmu hitam berupa teluh dan santet.

Namun di samping hal itu, tak sedikit pula mereka yang belum terbiasa tidur di dalam Kelambu, akan merasakan gerah, terhimpit serta serasa terpenjara.

Sehingga tak heran, di era zaman sekarang mereka pun lebih memilih beralih menggunakan berbagai macam produk anti nyamuk yang dijual di pasaran.

Tapi tidak bagi Fauziah, warga Desa Teluk Selong Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar Kalsel ini malah masih menyukai tidur menggunakan kelambu.

Baca: Kisah Suka Duka Perjuangan Petugas PLN, Gara-gara Listrik Mati Tiyan Pernah Dipukul Ibu-ibu

Kelambunya berwarna putih. Di tiap sudut juga terikat masing-masing tali, yang masih tergantung rapi di atas sebuah kasur ruang belakang tempat tinggalnya.

Namun di selain kelambu yang dimilikinya tersebut, juga terpasang kelambu lainnya, yang tak kalah menyita perhatian mata atau Fauziah lebih tepatnya menyebutnya tempat tidur Banjar.

Bedanya, menurut Fauziah Kelambu tersebut sama seusia dengan rumah Banjar Bumbungan Tinggi, yang kini ditempatinya di bangun atau 207 tahun.

Selain itu, di Kelambu tersebut juga terpasang hiasan berupa keemasan atau biasa ia sebut Kulapai.

"Ini (Kulapai) terbuat dari prada Cina yang dicampur emas anum (muda). Makanya, sejak pertama terpasang sampai saat ini, Kulapai tidak bisa dicuci, karena dikawatirkan rusak, " jelasnya sembari memegang kain keemasan tersebut.

Berbeda dengan kain kelambu, biasa Fauziah mencucinya enam bulan hingga satu tahun sekali. Hal itu menyusul kini tempat tidur tersebut sudah jarang digunakan. Melainkan hanya sesekali ketika para fotografer atau pengunjung yang hendak mengabadikan foto pra perkawinan.

" Selain bagian kelambu, sisi kasur juga ada Kulapai khususnya. Namun ini sengaja dipasang agar menghindari dimakan rayap, " ungkapnya.

Baca: Ngeri! Minuman Energi Sebabkan Seorang Pria Alami Pendarahan Otak, Begini keadaannya Sekarang

Lebih lanjut, ahli waris generasi keempat rumah Banjar Bumbungan Tinggi tersebut juga mengatakan Tempat Tidur itu sebelumnya merupakan peninggalan nenek moyangnya.

Mereka yakni HM Arif dan Hj Fatimah, yang pada zamannya merupakan seorang saudagar atau pedagang. Sehingga tak heran, selain Kelambu Banjar, di rumah tersebut juga tersisa beberapa peninggalan barang antik lainnya.

" Ya, perabot rumah tangga dan peti besi ini juga seusia dengan kelambu dan rumah ini sekitar 207 tahunan, " jelasnya.(Banjarmasin Post/Abdul Ghanie)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved