Berita Jakarta
Mengharukan, Ini Curahan Hati Bapak yang Viral Jalan Kaki Sambil Gendong 2 Anaknya Keliling Jakarta
Saat ditemui di kontrakan yang berukuran sekira 4 meter persegi ini, Andi mengaku kaget kisahnya jadi viral di media sosial.
"Kok bisa ya bilang saya sudah pernah dipulangkan, bertemu saja belum pernah," ucap Andi.
Andi juga membantah pernyataan Dinsos yang menyebut ia ditinggal istrinya sehingga terpaksa membawa kedua anaknya dengan berjalan kaki.
Nasib Keluarga Andi Terganjal Permasalahan Identitas Kependudukan
Andi yang hanya seorang penjual buah keliling dan servis telepon seluler, berjuang keras agar anaknya tidak senasib sepertinya. Tetapi, keinginannya ini tersandung kartu identitas yang tak dimilikinya.
Ya, Andi mengaku tidak memiliki KTP, juga kartu keluarga. Ketiga anaknya juga tidak memiliki akta kelahiran.
Andi bercerita, dia lahir di Luar Batang, Jakarta, pada 10 Oktober 1975. Dia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. Dua adiknya meninggal, yang tersisa tinggal empat orang.
Dari hasil berjualan buah dan servis ponsel, dia menafkahi istri dan tiga anaknya. Selain itu, dia juga membiayai sekolah dua adiknya yang duduk di bangku SMA dan SMP.
Andi mengatakan ingin memasukkan dua anaknya yang kembar, berusia 3 tahun, ke taman kanak-kanak. Namun, apa daya, mereka tidak punya akta kelahiran.
"Harusnya sekolah, biar nasibnya tidak seperti saya," ucap Andi sambil memegang kepala kedua anaknya.
Baca: Juara Moto3 Asal Spanyol Ini Kagumi Valentino Rossi, Ini Komentarnya buat Marc Marquez
Andi bukan tak berusaha mengurus KTP dan KK serta akta kelahiran anaknya. Dia pernah ingin membuat di Luar Batang tempat pertamanya tinggal, namun harus membayar Rp 1,5 juta.
"Minta Rp 1 juta buat bikin KTP suami istri, kalau sama KK jadi Rp 1,5 Juta. Saya uang dari mana?" kata Andi.
Andi semakin bingung dengan nasib kedua anaknya yang sebentar lagi masuk ke Taman Kanak-kanak.
Selain anaknya yang terancam tak bisa bersekolah, Andi juga tak bisa menggunakan ponselnya untuk mengabari sanak saudaranya di Bone bahwa ayah kandungnya belum lama ini meninggal dunia.
Baca: Deputi Direksi BPJS Kalimantan: BPJS Tak Akan Menghapus 8 Daftar Penyakit itu Dari Pembiayaan