Kisah Candi Agung Amuntai
Ritual Mandi-mandi yang Sering Digelar di Candi Agung Amuntai, dari Tolak Bala Sampai Kebal Senjata
Ini Ritual Mandi-mandi yang Sering Digelar di Candi Agung Amuntai, dari Tolak Bala Sampai Kebal Senjata
Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Royan Naimi
BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI – Candi Agung, di Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalsel, mejadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang.
Tidak hanya warga Kalsel, tapi juga dari Kalimantan Tengah dan daerah lain.
Banyak pengunjung yang meminta doa saat berkunjung ke cagar budaya Candi Agung Amuntai, seperti yang disampaikan Purnama (50), Selasa (5/12/2017) kepada Banjarmasinpost.co.id.
Dia adalah salah satu pembaca doa yang sudah sekitar 13 tahun menjaga Candi Agung.
Baca: Misteri Penampakan Sosok Berbaju Hitam di Candi Agung Amuntai, Siapakah Dia?
Baca: Apa yang Dilakukan Sebagian Pengunjung di Candi Agung Amuntai, Ini Penjelasannya
Baca: Candi Agung Amuntai, Satu Peninggalan Sejarah di Kalsel, Ada Tempat Pemandian dan Penolak Bala
Bahkan kata dia, ada beberapa pengunjung yang sudah rutin datang seperti dari Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Mereka datang setiap tiga bulan melakukan prosesi mandi.
Mandi sendiri ada lima tujuan yaitu mandi untuk buang naas, sial, penyakit dan penyakit dengan syarat membawa piduduk atau beras, gula, kelapa, garam, jarum dan benang, dimandikan menggunakan kain kuning.
Mandi badudus atau pembersihan diri yang juga membawa syarat piduduk dan kain kuning.
Mandi buka aura syaratnya membawa piduduk dan kain warna putih.

Baca: Pelajar Ini Tewas Kecelakaan di Tengah Hujan Deras
Baca: Jadwal Liga Champion Malam Ini : Partai Santai MU sampai Hidup Mati Atletico Madrid
Mandi bahalat atau menghindarkan diri dari hal gaib syaratnya piduduk dan kain hitam.
Mandi kebal yang biasanya dilakukan oleh lelaki yang membawa syarat membawa piduduk dan kain hitam.