Kontroversi Yerusalem
KPAI Panggil Penerbit Buku IPS Kelas 6 SD yang Tulis Yerusalem Jadi Ibu Kota Israel
KPAI Panggil Penerbit Buku IPS Kelas 6 SD yang Tulis Yerusalem Jadi Ibu Kota Israel
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Sebuah akun Twitter mengunggah foto buku IPS Kelas 6 SD yang menuliskan Ibu Kota Israel adalah Yerusalem.
Padahal, selama ini dikenal Yerusalem sebagai ibu kota Palestina.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akan memanggil pihak penerbit buku pelajaran IPS.
Pada satu halaman buku untuk kelas 6 SD tersebut memuat ibu kota Israel adalah Yerusalem.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti menerangkan, penulisan buku ajar yang ada kekeliruan isi bahkan substansi bukanlah kejadian pertama.
Baca: Buku IPS Kelas 6 SD Tulis Yerusalem Jadi Ibu Kota Israel, Netizen Jadi Heboh dan Geram
Baca: Akui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Korea Utara Sebut Trump Orang Tua Berpenyakit Mental
Baca: 10 Fakta Yerusalem, Kota yang Diperebutkan sejak Zaman Nabi Daud
"Ini sudah terjadi kesekian kalinya. Ini menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap buku-buku ajar, terutama buku SD," ujar Retno melalui keterangan tertulisnya, Rabu (13/12/2017).
Retno memaparkan temuan KPAI, misal dari adanya konten kekerasan sampai pornografi, dan sekarang kekeliruan penulisan Ibu Kota Israel adalah Yerusalem.
Pengawasan buku ajar mestinya menjadi kewenangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Karena itu, KPAI akan meminta keterangan kepada Kemdikbud terkhusus Puskurbuk.
"Terkait lolosnya buku ini dalan penilaian perbukuan di Puskurbuk. Jika dalam proses penilaian buku tersebut ada kelalaian Kemdikbud, maka tentu saja Kemdikbud menjadi pihak yang bertanggung jawab," ujar Retno.
Retno menerangkan, selain memanggil pihak dari Kemendikbud, KPAI juga akan meminta penjelasan dari pihak penerbit buku, yakni PT Yudhistira. Untuk mengumpulkan data dan penjelasan yang utuh dalam proses penyusunan buku hingga lolos penilaian buku.
"Pemanggilan dijadwalkan pada Senin, 18 Desember 2017, jam 13.30 WIB di KPAI," ujar Retno.
Seperti diketahui, saat dunia tengah terfokus pada rencana Amerika Serikat yang mengakui Yeursalem sebagai ibu kota Israel, di Indonesia juga heboh tentang buku pelajaran yang memuat hal sama.
Kehebohan bermula ketika sebuah akun Twitter mengunggah foto buku IPS Kelas 6 SD yang menuliskan Ibu Kota Israel adalah Yerusalem.
Padahal, selama ini dikenal Yerusalem sebagai ibu kota Palestina.
Parahnya, Negara Palestina yang juga tertulis di buku tersebut malah tidak memiliki ibu kota.
Buku IPS tersebut merupakan terbitan Yudistira.
Pihak Yudistira melalui selebaran surat memberikan klarifikasi terkait buku tersebut.
Penerbit ini ternyata mengambil data dari internet world population data sheet 2010.
Baca: Jadwal Piala Dunia Antar Klub 2017: Real Madrid vs Al Jazira : Lagi, Ajangnya Cristiano Ronaldo
Baca: KM Kelimutu Berpenumpang 511 Orang Bertabrakan dengan KM Maju di Perairan Samuda, Ini Akibatnya
Baca: Live Streaming Kompas TV Dubai Super Series 2017 : Mulai 16.00 WIB, Modal Awal Marcus/Kevin
"Kami tidak mengetahui kalau ternyata data tersebut masih menjadi perdebatan dan belum diakui secara internasional. Perlu kami sampaikan juga beberapa sumber internet juga mencantumkan hal yang sama," penggalan surat yang dirilis pada Selasa (12/12/2017).
Pihaknya juga meminta maaf karena telah mengambil sumber yang keliru dan akan merevisi buku terbitannya itu di cetakan berikutnya.
Namun beberapa netizen malah menunjukkan beberapa bukti buku pelajaran terbitan lain yang menyebutkan Yerusalem Ibu Kota Israel.
Meski sudah ada konfirmasi beberapa netizen meminta buku itu untuk ditarik. (*)
(Tribunnews.com)
