Kisah Jalur Tengkorat di Tanahlaut
Kondisi Badan Jalan yang Seperti Ini Dinilai sebagai Pemicu Kecelakaan di Jalur Tengkorak Pabahanan
Seringnya terjadi kecelakaan di jalur tengkorak di Pabahanan Pelaihari, penyebanya karena kondisi jalan yang relatif sempit.
Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Seringnya terjadi kecelakaan di jalur tengkorak di Pabahanan Pelaihari, Tanahlaut, Kalsel, penyebanya karena kondisi jalan yang relatif sempit.
Lurah Pabahanan Wisnu Kuntarto menyebut, pemicunya adalah badan jalan yang tidak seimbang dengan pertumbuhan jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Pabahanan.
Menurut Wisnu Kuntarto, jumlah kepadatan penduduk yang berdiam di Kelurahan Pabahanan adalah 752 orang per kilometer persegi. Itu ditambah pengguna jalan lainnya yang melintas di wilayah Pabahanan.
Baca: Korban Luka dan Tewas Terus Berjatuhan, Kawasan Pabahanan di Tanahlaut Ini Disebut Jalur Tengkorak
Kondisi jalan, pemantauan BPost Group memang terjadi penyempitan. Itu jika melaju dari tugu PKK Kelurahan Pelaihari hingga ke rest area Gunung Kayangan, Desa Ambungan, Kecamatan Pelaihari.
Jalur Tengkorak itu adalah jalan belokan tajam di depan Gang Limau Gulung. Turunan dan tanjakan di depan SDN Pabahanan dan simpang empat jalan Atilam. Selebihnya lempang beraspal mulus.
Lurah Pabahanan Wisnu Kuntarto menilai badan jalan sepanjang 2,7 kilometer tidak lebar seperti jalur di bundaran tugu PKK hingga tugu Angsau.
Menurut Wisnu, ukuran 2,7 kilometer itu adalah jalan nasional di depan Tugu Angsau hingga jalur di Taman Makam Pahlawan Tuntungpandang.
"Sebenarnya batas wilayah Kelurahan Angsau itu dari Taman Makam Pahlawan Tuntungpandang hingga jembatan besi. Tapi saya sudah berkoordinasi dengan Lurah Angsau makanya diukur hingga depan Kompi 623," katanya. (Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid)
