Pemilu Malaysia

Pengawas Pemilu Malaysia Temukan Jutaan Pemilih 'Bodong', Analis : Berpotensi Pemilu Paling Kotor

adan pengawas pemilihan umum Malaysia pada Jumat (4/5/2018) menyatakan, ada ketidaksesuaian data pemilih,

Editor: Ernawati
Malaysia Kini
Mahathir Mohamad dan istrinya hadir di tengah pengunjuk rasa 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KUALA LUMPUR - Badan pengawas pemilihan umum Malaysia pada Jumat (4/5/2018) menyatakan, ada ketidaksesuaian data pemilih, termasuk dua juta orang yang terdaftar tanpa memiliki alamat rumah alias bodong.

Ketidakberesan itu termasuk 500.000 kasus dari banyak pemilih terdaftar pada satu alamat rumah, dan orang yang sudah meninggal masih terdaftar sebagai pemilih.
Penemuan yang dilaporkan oleh lembaga reformasi pemilu Bersih itu juga menyatakan, salah satu pemilih yang terdaftar bahkan tercatat lahir pada 1897.

Sekitar 15 juta penduduk Malaysia bakal memilih dua kandidat perdana menteri selanjutnya pada Rabu pekan depan.

Baca: Beredar, Foto Mirip Anies Baswedan Tidur di Kabin Pesawat Penerbangan First Class

Baca: Habib Rizieq Shihab Bebas dari Kasus Penistaan Pancasila, Ini Alasan Polda Jabar Beri SP3

Baca: Recep Erdogen Bakal Mendapat Perlawan Sengit dari Pria Ini di Pilpres Turki

Baca: Donald Trump Akui Keluarkan Uang Tutup Mulut Bintang Porno Ini

Dua kandidat bakal bersaing sengit, mengingat petahana, Perdana Menteri Najib Razak, sedang menghadapi skandal korupsi pada pendanaan perusahaan pembangunan pemerintah Malaysia, 1MDB.

Sementara lawannya, mantan perdana menteri Mahathir Mohamad (92), sedang diselidiki oleh polisi terkait dugaan penyebaran berita palsu tentang sabotase pesawatnya.

Para analis menyebut, pemilu kali ini berpotensi menjadi pemilu paling kotor sepanjang sejarah, sebab Najib berupaya menekan koalisi Barisan Nasional untuk melanjutkan kepemimpinannnya.

Direktur eksekutif lembaga reformasi pemilu Bersih, Yap Swee Sang, mengatakan ada banyak masalah utama dalam data pemilih.

Menurut dia, ketidakberesan itu merupakan bentuk kegagalan pemerintah untuk memastikan pemilu yang bersih dan adil.

"Pertarungan dalam pemilu ini bakal ganas dan ketidaksesuaian data merefleksikan kemungkinan Barisan Nasional bakal memenangkan pemilu," katanya kepada AFP.

"Kami yakin penemuan data itu merupakan fenomena gunung es," imbuhnya.

Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum Malaysia enggan berkomentar menanggapi penemuan tersebut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved