B Focus Urban Life
Dulu Penjual Pil Jin Seperti Jualan Kacang, Setiap yang Datang Langsung Ditawari
SEORANG mantan pecandu narkoba, menjalani masa rehabliitasi supaya terlepas dari ketergantungannya
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - SEORANG mantan pecandu narkoba, menjalani masa rehabliitasi supaya terlepas dari ketergantungannya.
Dia adalah IN (36), selama sekitar 14 bulan melakoni program tersebut.
Warga Kecamatan Banjarmasin Tengah tersebut menceritakan tentang dirinya yang sudah lama mengenal dan mengonsumsi narkoba.
Bahkan ketergantungannya tidak hanya pada obat-obatan dan minuman keras, tapi juga pada sabu.
Atas alasan itulah, IN yang dianggap memiliki kecanduan tinggi, kemudian dibawa keluarganya ke sebuah panti rehabilitasi narkoba di Banjarbaru.
Baca: Link Live Streaming Uber Cup 2018 : Berikut Skuat Tim Putri Indonesia vs Malaysia Siang Ini
Baca: Waah Raffi Ahmad Tak Berani Posting Foto Bersama Nagita Slavina dan Rafathar? Fans Geram
Awalnya hanya enam bulan tinggal di panti rehabilitasi tersebut.
Namun lantaran sikapnya yang dianggap menunjukkan kebaikan, sehingga tidak sekedar menjadi peserta bimbing, tapi juga dipercaya sebagai pembimbing.
"Ya banyak. Tapi intinya selama di dalam panti rehabilitas, tidak semua keinginan bisa dipenuhi. Seperti merokok, sangat dijatah. Itu pun diberi jenis yang lain. Kalau tidak suka, ya tidak apa-apa," kenangnya.
Namun menurut IN, semua batasan tersebut tujuannya demi kebaikan.
Mengajarkan perlahan-lahan peserta rehabilitasi agar bisa meninggalkan segala kebiasaan buruk.
Baca: Wah Film Ayu Ting Ting Disebut Hadiah Ulang Tahun Dari Raffi Ahmad, Postingannya Penuh Hujatan
"Selepas dari panti tersebut, banyak perubahan yang saya rasakan," ungkap warga Banjarmasin Tengah itu.
Bahkan tidak hanya di panti pada 2002, IN juga pernah menjalani rehabilitasi di tempat lainnya.
Kawasan Palam, masih Banjarbaru juga.
Namun sayang, semua upaya tersebut ternyata tak sepenuhnya membuat IN bernar-benar lepas dari penyalahgunaan obat-obatan.
Ia tetap mengonsumsi, meski tidak separah sebelumnya.
Sering dikonsuminya, jenis zenith.
Baca: PPDB Online SMAN, Pertimbangan Jarak Poin Utama, Tak Ada Lagi Sekolah Favorit atau Unggulan
Bahkan katanya, kalau mengonsumsi, tak tanggung-tanggung, langsung banyak.
"Sekarang ini, susah mencari. Kalau ada, harga zenithnya mahal. Dulu Rp 1.000-an sebiji. Sekarang, untuk satu bijinya Rp 6.000 sampai Rp 10.000," sebut IN.
Lain IN, berbeda lagi dengan HA (27), pekerja swasta di Banjarmasin yang mengaku hampir setiap hari mengonsumsi pil zenith yang biasa disebutnya pil jin.
Namun katanya, tidak banyak.
"Biasa pas mau berangkat bekerja dan minum lagi pas mau tidur," ujarnya, seraya menambahkan konsumsi itu hanya untuk sekadarnya saja.
Dia juga idak menampik tentang polisi yang dinilainya gencar menindak peredaran zenith, kian sulit baginya untuk menemukan dengan mudah.
Kalau sebelumnya, mudah didapat dan harganya murah.
"Kalau sebelum-sebelumnya, seperti jualan kacang. Setiap orang datang, ditawari secara terang-terangan. Tapi sekarang, susah. Harganya juga mahal. Satu biji Rp 5.000. Ada juga yang jual Rp 6.000," ujar HA, yang enggan menyebutkan dengan rinci dimana mendapatkan barang haram tersebut.
