Ramadhan Zaman Now

7 Fakta Unik Masjidil Aqsa, Pernah Jadi Tempat Sampah, Dihancurkan Hingga Mimbar dari Jepara

Kebijakan ini disebut-sebut diterbitkan sebagai bentuk balasan atas pelarangan turis Israel masuk ke Indonesia.

Penulis: Didik Triomarsidi | Editor: Didik Triomarsidi
AFP PHOTO
Warga Palestina menjalankan ibadah Shalat Jumat di luar pintu masuk menuju kawasan Kota Tua Yerusalem di depan Masjid Al-Aqsa, Jumat (21/7/2017). Israel melarang pria Palestina yang berusia di bawah 50 tahun untuk masuk ke kawasan Kota Tua dan menjalani Shalat Jumat, menyusul insiden penembakan dua polisi Israel. 

Masjidil Aqsa juga hancur karena bencana. Misalnya, pada abad ke-7 Masjid al-Aqsa hancur karena gempa bumi terjadi di wilayah Yerusalem. Begitu pun pada saat pendudukan Israel pada 1967, kerusakan kompleks Masjidil Aqsa tak bisa terhindarkan.

Yang tidak kalah sengit adalah apa yang dilakukan oleh seorang turis daari Australia Denis Michael Rohan. Ia membakar dengan sengaja Masjid Qibla dan mimbar Nuruddin Zanki pada 1969. Dua hari setelah pembakaran, Rohan ditahan pihak berwenang dan dianggap mengalami gangguan mental yang serius sebagaimana yang dilaporkan kantor berita Anadolu.

Keempat, tempat kitab Ihya Ulumuddin ditulis. Kitab Ihya adalah salah satu kitab paling terkenal dan berpengaruh dalam literatur Islam. Untuk sementara waktu, Al-Ghazali pernah tinggal di Masjidil Aqsa dan menulis kitab Ihya Ulumuddin. Sebuah bangunan di Masjidil Aqsa ditandai sebagai lokasi kamar dimana al-Ghazali melahirkan magnum opus-nya itu.

Kelima, perpustakaan. Masjidil Aqsa memiliki perpustakaan yang mencakup berbagai peristiwa bersejarah penting Palestina di awal abad ke-20. Perpustakaan Al-Aqsa didirikan Dewan Legislatif Muslim Tertinggi pada tahun 1923. Perpustakaan ini menyimpan berbagai koleksi manuskrip berharga dan karya yang diterbitkan dalam studi Islam dan Arab.

Keenam, mimbar buatan Jepara. Pada 1969 Masjidil Aqsa terbakar. Dalam insiden tersebut, Mimbar Nurudin Zanki atau yang lebih dikenal dengan mimbar Shalahuddin ikut terbakar. Lalu, Raja Yordania Abdullah bin Husein II memprakarsai pembuatan replika mimbar masjid tersebut.

Berdasarkan laporan Adara Relief International, lembaga swadaya masyarakat yang memiliki perhatian pada urusan Palestina, tiga dari lima orang yang ditugaskan untuk membuat mimbar Masjidil Aqsa tersebut berasal dari Jepara Indonesia.

Ketujuh, mengilhami nama-nama yang sama di Jawa. Al-Quds merupakan nama Arab dari kota Yerusalem. Di wilayah ini lah Masjidil Aqsa berdiri dan Gunung Moria berada. Salah seorang Wali Songo, Syekh Ja’far Shodiq atau Sunan Kudus ‘terinspirasi’ dengan nama-nama yang ada di Yerusalem tersebut.

Lalu kemudian, ia ‘membangun’ sebuah kota di Jawa Tengah dan menamainya Kudus. Nama masjid yang dibangunnya pun sama dengan yang ada di Yerusalem, yaitu Masjid al-Aqsa. Begitu pun jika di Yerusalem ada Gunung Moria, maka di Kudus juga ada Gunung Muria. (nu.or.od/didik)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved