Berita Banjarbaru

Tanggapi Kabar Buaya di Sungai Madang, Ini yang Dilakukan BKSDA

Pihak BKSDA Kalsel masih menyelidiki dan memastikan kabar kemunculan buaya di Sungai Madang, Sei Tabuk Kabupaten Banjar.

Penulis: Nia Kurniawan | Editor: Eka Dinayanti
Facebook
Video kemunculan buaya sempat diunggah oleh pemilik akun Facebook Wisnu Sanaz Retakzz. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Pihak BKSDA Kalsel masih menyelidiki dan memastikan kabar kemunculan buaya di Sungai Madang, Sei Tabuk Kabupaten Banjar.

Kemunculan buaya beredar melalui sebuah video berdurasi lebih dari satu menit di media sosial.

Video kemunculan buaya sempat diunggah oleh pemilik akun Facebook Wisnu Sanaz Retakzz.

Jika memang terbukti benar, juga belum dipastikan apakah buaya yang terlepas dari peliharaan seseorang atau memang buaya liar.

Yang jelas ada aturan yang mengatur untuk tidak memelihara satwa tersebut.

Baca: Bikin Geger! Beredar Video Kemunculan Buaya di Sungai Tabuk, BKSDA: Besar Banget Buaya Itu!

"Tidak ada izin pemeliharaan satwa dilindungi dari BKSDA, BKSDA hanya memberikan izin penangkaran jika seseorang atau perusahaan ingin mengembangbiakan satwa dilindungi," tegas Kepala BKSDA Kalsel Mahrus Aryadi, Jumat (13/7) kepada reporter Banjarmasin.co.id.

Terlepas benar atau tidaknya, pihak BKSDA Kalsel tidak mau mengenyampingkan informasi itu dengan tetap melakukan penelusuran informasi.

"Tim BKSDA masih menggali info," katanya.

Baca: Kemenangan Lalu Muhammad Zohri Bikin Instagram Jokowi Penuh Sindiran, Karena Ini

Mahrus mengatakan perlu dicek mengingat akhir-akhir ini kemunculan buaya cukup menyita perhatian publik.

Sebelumnya akhir Juni tadi Warga Jalan Pramuka Kompleks Semanda, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kalsel, Jumat (29/6/2018) sore heboh buaya.

Berukuran cukup besar atau sekitar dua meter.

Baca: Maia Estianty Gunakan Jet Pribadi Bersama Yuni Shara dan Mey Chan Demi Santap Rawon di Malang

Belum lama ini juga sempat heboh video buaya di Batulicin waktu musibah banjir beberapa waktu lalu.

"Yang di Banjarmasin buaya peliharaan yang lepas, yang di Batulicin tim sudah ke lokasi tapi belum ada masuk laporan, diduga kerusakan habitat ketersediaan makanan berkurang. Untuk informasi yang di Sungai Tabuk ini masih gali info," katanya.

(banjarmasinpost.co.id/niakurniawan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved