Yayasan Adaro Bangun Negeri

Lestarikan Budaya Melalui Kain Sasirangan, Warga Desa Liyu Membuatnya Pakai Pewarna Alam

Penduduk Desa Liyu, Gunung Riut merupakan masyarakat asli Dayak yang bermukim di kaki bukit Bedjalitn Jaya sejak ratusan tahun

Penulis: Dony Usman | Editor: Didik Triomarsidi
Istimewa
Anak perempuan juga ikut dalam tahapan proses pembuatan kain sasirangan 

Bekerjasama dengan Himpunan Pengusaha Mikro Dan Kecil Indonesia (HIPMIKINDO) pelatihan pembuatan kain sasirangan dengan menggunakan bahan pewarna alam dilaksanakan selama tiga hari di desa tersebut.

Dalam pelatihan puluhan ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok sasirangan desa liyu dibekali ilmu dasar-dasar membuat kain sasirangan, mulai menjelujur, membuat pola sampai dengan melakukan pewarnaan.

“Proses pembuatan kain sasirangan dimulai dengan membuat pola kemudian menjelujur kain hingga benar-benar rapi, tentunya penggunaan motif berorintasi dengan ciri khas masyarakat desa liyu sebagai masyarakat adat Dayak," ungkap Bambang Sudaryanto staf bidang Sosial Budaya YABN.

Tidak lupa, peserta dikenalkan dengan bahan-bahan pewarna alami yang banyak terdapat di sekitar lingkungan masyarakat.

Kunyit, daun rambutan, akar pohon-pohonan hingga bunga yang banyak terdapat di desa seperti bunga kambodja dan kenanga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna kain sasirangan.

Pemanfaatan tumbuh-tumbuhan alam sebagai pewarna kain tentu sangat menguntungkan bagi pengerajin sasirangan desa Liyu, karena bahan nya yang mudah didapat serta tentunya penggunaan bahan alam lebih ramah lingkungan.

Pangsa pasar dari kain sasirangan dengan pewarna alam juga memiliki nilai jual yang lebih baik dari sasirangan menggunakan pewarna sintetis yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa liyu sekaligus mempromosikan dan melestarikan nilai budaya di desa tersebut.(aol/*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved