Berita Tanahlaut
Perajin Tahu Pong Desa Tampang Tidak Tergantung Gas Elpiji dan Kayu Bakar
Siapa yang tidak mengenal tahu. Tahu adalah makanan favorit sebagian besar warga di Kabupaten Tanahlaut.
Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Siapa yang tidak mengenal tahu. Tahu adalah makanan favorit sebagian besar warga di Kabupaten Tanahlaut.
Tidak heran, perajin tahu banyak di Kabupaten Tanahlaut.
Salah satunya adalah Nani Asmiasih (36) yang sudah menjadi perajin tahu selama sepuluh tahun.
Bakat itu dipelajari dari orangtunya, Asenah.
Asenah adalah ibu kandung Nani Asmiasih yang juga perajin tahu.
Baca: Pernikahan Panji Trihatmodjo dan Varsha Strauss Ingatkan Prabowo Akan Masa Lalu
Asenah hidup di Jawa hingga hijrah ke Kalimantan Selatan membiayai keluarganya dengan membuat tahu.
Dari enam anaknya, hanya Nani Asmiasih yang mengikuti jejaknya sebagai perajin tahu di Desa Tampang, Kecamatan Pelaihari.
"Banyak pabrik tahu di Kecamatan Pelaihari. Cuma pabrik tahu kami yang menggunakan kompor biogas dari limbah tahu bantuan Pemerintah," katanya, Sabtu (28/7/2018) lalu.
Nani Asmiasih mengaku sejak memangaatkan limbah tahu sebagai bahan bakar menggoreng tahu pong, kini tidak lagi tergantung kayu bakar.
Baca: Seleksi Penerimaan CPNS 2018, BKN Umumkan Pembahasan Persiapan SSCN dan ini Persyaratan Tes CPNS-nya
"Kami juga tidak pusing harga gas elpiji naik. Soalnya gas kami dari limbah tahu. Cukup untuk produksi tahu pong dan memasak di rumah," kata Nani Asmiasih..
Produksi tahu Desa Tampang, Kecamatan Pelaihari ini, hanya dikelola keluarga Nani Asmiasih.
Ada sekitar tujuh pekerja yang membantunya.
Ada tiga jenis tahu yang diproduksi Nani Asmiasih, yaitu tahu putih, tahu pong dan tahu isi.
Baca: Capres Cawapres Pilpres 2019, Hari Pertama Pendaftaran, Prabowo Malah Unggah Foto Ini
Tahu putih itu tahu mentah, belum digoreng ini khusus konsumen pedagang sayuran di pasar tradisional Tapandang Berseri Pelaihari.
Kemudian tahu pong adalah tahu yang diisi pentol.
Khusus tahu pong ini konsumennya para pedagang pentol keliling.
Berikutnya, tahu isi ini tidak digoreng seperti tahu pong.
Jenis tahu ini yang kerap digunakan untuk penjual gado-gado atau campuran rujak cingur.
"Saya tidak merasa tersaingi. Unggulan saya menjaga rasa tahu tetap enak dan menjaga warna tahu tetap cerah meski digoreng," kata Nani Asmiasih.
(Banjarmasinpost.co.id/ Mukhtar Wahid)