Rizal Ramli Singgung Krisis Ekonomi 1998 Terkait Anjloknya Nilai Tukar Rupiah, Bakal Lebih Parah?

Malah, Rizal Ramli khawatir nilai tukar rupiah anjlok lebih parah dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998.

Editor: Murhan
Harian Warta Kota/henry lopulalan
Rizal Ramli 

Hari ini, Senin (3/9/2018) hingga pukul 21.50 WIB nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dolar mencapai Rp 14.830 per Dolar AS.

Dilansir TribunWow.com dari asia.nikkei.com, Jumat (31/8/2018), nilai tukar rupiah mencapai Rp 14.840 pada tengah malam.

Angka tersebut merupakan yang terendah sejak Juli 1998 setelah terjadinya krisis keuangan Asia.

Melemahnya mata uang rupiah menunjukkan total penurunan sebesar 8,7 persen sejak awal tahun.

Terkait hal ini, sebelumnya Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga dengan total 125 basis poin sejak Mei.

Baca: Ular Piton Sepanjang 5 Meter Ditemukan Mati Kekenyangan, Lihat Isi Perutnya Saat Dibedah

Baca: Duet Nyanyi dengan Ayu Ting Ting, Ivan Gunawan : Besok Gue Kawin, Lalu Tulis Love Sayang

Selain itu BI juga melakukan intervensi untuk menopang mata uang rupiah.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menuturkan komitmen BI untuk menjaga stabilitas ekonomi sangat kuat, terutama stabilitas nilai tukar rupiah.

Oleh sebab itu, BI meningkatkan intervensi di pasar forex.

Penurunan peso Argentina pada Kamis (30/8/2018) yang jatuh pada rekor terendah terhadap dolar AS memicu kekhawatiran baru dari aset pasar negara berkembang di kalangan investor internasional.

Hal ini karena bank sentral Argentina menaikkan suku bunga utama sebesar 1500 basis poin menjadi 60 persen.

Mata uang rupiah telah jatuh sejak awal tahun 2018 di tengah ketegangan perdagangan antara AS dengan China.

Krisis yang melanda Turki juga turut berpengaruh pada penurunan nilai tukar rupiah.

Ilustrasi
Ilustrasi (Thinkstock)

Indonesia dinilai rentan terhadap aksi jual yang besar saat terjadi tekanan di pasar global.

Apalagi defisit transaksi berjalan negara pada saat ini melebar menjadi USD 8 miliar pada kuartal kedua tahun ini.

Meski demikian, Perry menegaskan bahwa kondisi ekonomi masih kuat dan bisa bertahan.

BI juga terus mewaspadai apa yang terjadi pada negara lain, termasuk Turki dan Argentina. (Tribun Jabar/Tribunwow)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved