Lebih Dekat dengan Datu Kelampayan

Kisah Datu Kelampayan yang Terangkat Saat Sedang Tidur Hingga Disayang Sultan

Syekh Muhammad Arsyad Albanjary memiliki sifat rendah hati, tawadu dan penuh kasih sayang terhadap keluarga dan santri

Penulis: | Editor: Rendy Nicko
banjarmasin post group/ hasby suhaily
H Ahmad Daudi menunjukan kitab Sabilal Muhtadin 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA -  Syekh Muhammad Arsyad Albanjary memiliki sifat rendah hati, tawadu dan penuh kasih sayang terhadap keluarga dan santri dan selalu menanamkan berkasih sayang kepada sesama umat.

Dikenal Datu Kelampayan, juga mewanti-wanti muridnya jangan menjelekan satu sama lain dan selalu diingatkan anak cucu saling menghormati dan saling menghargai.

Syekh Muhammad Arsyah bin Abdullah Albanjary dilahirkan malam Kamis 15 Safar tahun 1222 Hijrian bertepatan dengan 19 Maret 1710 Masehi dimasa kerajaan Sultan Tahlillah yang bermakam di Martapura.

Zuriat Datu Kelampayan, H Ahmad Daudi mengatakan, Datu Kelampayan memiliki keutamaan yang luar biasa dan sudah mendapatkan pendidikan agama dari kedua orangtuanya yakni ayahnya bernama Abdullah dan ibundanya Aminah.

Baca: Pengumuman Hasil Verifikasi Administrasi CPNS 2018 Mulai Hari Ini, BKN : Cek di sscn.bkn.go.id

Baca: Pelamar CPNS 2018 yang Wajib Unggah Ulang Diumumkan, Terdaftar di sscn.bkn.go.id 3.470.567 Orang

Baca: 355.733 Pelamar Tak Lolos Verifikasi Administrasi CPNS 2018 di sscn.bkn.go.id, Cek Instansi Favorit

Semasa kecil banyak kecerdasan dan kepandaian tentang agama, sehingga Sultan membawanya tinggal di istananya. Diasuh oleh Sultan yang penuh kasih sayang dan banyak keajaiban yang terjadi sewaktu di istana.

Diceritakan Guru Daudi, suatu malam saat Datu Kelampayan tidur, badannya terangkat dari tempat tidur sekitar sehasta dan dilihat oleh pengawal dan para menteri yang langsung terkejut dan langsung memegangnya, kemudian Datu Kelampayan terbangun dan menangis.

Ketika ditanya kenapa menangis, Datu Kelampayan menjawab sedang bermimpi bertemu dengan seorang tua yang ingin membawanya ke langit.

Sultan pun bertambah sayang kepada Datu Kelampayan karena mengetahui bahwa pertanda akan menjadi seorang ulama besar.

“Beliau menggali ilmu di Mekkah selama 30 tahun lamanya, sehingga dibukakan Allah Swt pintu ilmu dan beliau mengamalkannya dan banyak memberikan fatwa di daerah Banjar,” ujarnya.

Datu Kelampayan bermazhab Syafei dan mengajarkan ilmunya, terkenal di Indonesia bagian timur dan barat mengakui banyak ilmu dan luas pengetahuannya.

Baca: Hasil Denmark Open 2018, Anthony Ginting Kalah dari Kento Momota, Jonatan Christy Lanjut

Baca: Hasil Lengkap UEFA Nations League 2018, Prancis, Wales, Norwegia, Armenia Menang

Semasa mengajarkan ilmu banyak yang datang dari kalangan pejabat, petinggi, pengusaha ke kampung Dalampagar.

Beliau adalah murid waliullah Syekh Muhammad Bin Abdul Karim Assaman Almadani dikenal Syekh Samman dan mendapat peringkat pertama sebagai khalifah Syekh Samman Almadani.

Datu Kelampayan mempunyai anak sebanyak 27 orang, selain sebagai ulama juga dikenal sebagai petani yang mempunyai tanggungan dan beberapa istri serta adil kepada istri-istrinya dalam memberikan nafkah.

Datu Kelampayan mempunyai murid Sultan Tahmidillah II bin Sultan Tamzidilillah. Dengan demikian tertanamlah kasih sayang Sultan dengan Datu Kelampayan, sehingga dimasukan dalam golongan raja-raja dan berhak mendapat tanah perkebunan dan kemudian oleh Datu Kelampayan dibangun perumahan yang berdekatan sungai dan kampung itu bernama Kampung Dalampagar. (banjarmasinpost.co.id/Hasby Suhaily)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved