Berita Banjarmasin
Massa Aliansi Muslim Banua Tuntut Aparat Usut Pelaku Pembakar Bendera
Massa yang tergabung dalam Aliansi Muslim Banua (AMB) menggelar unjuk rasa di Jalan Jendral Suprapto
Penulis: Ahmad Rizky Abdul Gani | Editor: Royan Naimi
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Massa yang tergabung dalam Aliansi Muslim Banua (AMB) menggelar unjuk rasa di Jalan Jendral Suprapto, Kecamatan Banjarmasin Tengah Kalsel, Jumat (26/10) siang.
Aksi mereka sebagai bentuk reaksi atas penolakan terhadap pembakaran bendera beraksara Arab beberapa waktu lalu saat Peringatan Hari Santri di Garut, Jawa Barat.
Sedikit empat tuntutan yang disampaikannya siang itu.
Pertama, mereka mengutuk keras kejadian tersebut, karena menurut mereka pembakaran bendera adalah bentuk penghinaan dan penistaan terhadap agama lslam.
Baca: Jadwal Tes SKD Kemenag Ditunda Usai Seleksi Administrasi CPNS 2018, Ini Penjelasannya
Baca: Cara Jawab Contoh Soal Tes SKD CPNS 2018, BKN Juga Rilis Jadwal & Lokasi Tes di Sscn.bkn.go.id
Baca: Jadwal Siaran Langsung Timnas U-19 Indonesia vs Jepang di RCTI Perempatfinal Piala AFC U-19 2018
Baca: Latihan Soal CPNS 2018 Dari 5 Aplikasi Tes SKD Bagi Peserta Lolos Seleksi Administrasi CPNS 2018
Baca: Jadwal Live Streaming French Open 2018, Jonatan Christie Andalkan Anthony Ginting Hadapi Chen Long
Baca: Live Streaming RCTI TImnas U-19 Indonesia vs Jepang Perempatfinal Piala AFC U19 2018
Kedua, mereka meminta kepada aparat kepolisian agar menangkap semua pelaku pembakaran bendera serta menegakkan proses hukum seadil-adilnya.
Ketiga, AMB juga mendesak kepada pengurus Banser untuk meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam di lndonesia khususnya dan umat Islam sedunia pada umumnya, disampaikan secara terbuka baik media cetak maupun elektronik.
Terakhir, mereka juga meminta kepada pengurus Banser apabila tidak memenuhi tuntutan pada poin ketiga maka pihaknya akan mendesak kepada pemerintah untuk membubarkan dan membekukan organisasi tersebut.
Sementara seorang orator aksi, Wahyudi Ibnu Yusuf mengungkapkan kegiatan tersebut sebagai bentuk reaksi pihaknya atas insiden penistaan.
Meski pada kejadian tersebut para pelaku sempat berdalih nekat melakukan hal itu lantaran ingin memuliakan kalimat tauhid.
Selain itu, mereka yang juga mengganggap bendera itu merupakan lambang organisasi yang dibekukan pemerintah, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), namun justru membakarnya.
"Padahal yang kami sayangkan, di bendera itu tidak ada lambang atau pun tulisan yang menyebutkan organisasi tersebut," pungkasnya.
Kapolda Kalsel, Irjen Pol Yazid Fanani menyambut baik atas unjuk rasa yang dilakukan aliansi muslim banua siang itu, selama orasi pun menurutnya dilakukan sesuai peraturan berlaku.
Namun ia juga berharap mengingat kejadian itu berlangsung di luar Kalimantan Selatan, agar masyarakat pun tetap menjaga kondusifitas Banua.
"Jangan sampai kejadian di tempat lain, di sini (Kalsel) menjadi pergesekan, pertentangan bahkan juga konflik. Banua ini milik kita, bukan siapa-siapa. Jadi dalam menyampaikan pendapat memang boleh tetapi harus sesuai aturan. Kami akan sampaikan ini ke pihak yang lebih berwenang agar kasus pun tidak melebar ke hal yang lain, "jelasnya. (banjarmasinpost.co.id /Ahmad Rizki Abdul Gani)
