Berita Kabupaten Banjar

Dua Napi Lapas Narkotika Karangintan Punya Keterampilan Mahir, Setelah Bebas Rintis Usaha ini

Begitu cekatan jemari Zainal memeras biji kedelai yang telah dihaluskan, lalu mengemasnya dengan alat sederhana.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/roy
Zainal terampil mengemas susu kedelai yang ia produksi bersama beberapa orang napi lainnya. Usaha ini mereka tekuni sejak sekitar sebulan lalu. 

Ia mengaku sangat menyesal telah berhubungan dengan barang perusak saraf

Itu sebabnya selama menjalani masa hukuman di Lapas Narkotika Karangintan, dirinya menghabiskan waktu untuk berkarya memproduksi jemuran pakaian dan membikin kerajinan tangan lainnya.

Sementara itu, produksi susu kedelai, jadi atensi khusus pihak Lapas karena dinilai cukup prospektif pangsa pasarnya.

Apalagi tiap orang yang mencicipi umumnya langsung antusias.

Bahkan menurut Kepala Subseksi Bidang Kerja Lapas Narkotika Kelas IIA Karanginan, Muhammad Riyani, telah ada orang dari luar Lapas yang memesan minta diantari susu kedelai kemasan tersebut tiap pagi untuk dijual kembali.

Namun permintaan tersebut saat ini belum bisa disanggupi karena volume produksi masih terbatas.

Tiap hari cuma memproduksi sekitar 80 gelas kemasan 220-400 mililiter dari bahan baku kedelai sebanyak dua kilogram.

Kedelai yang digunakan adalah kedelai pilihan.

Pemasaran susu kedelai tersebut saat ini masih di lingkungan Lapas.
Konsumennya adalah para penghuni setempat serta para keluarga atau pembezuk narapidana.

Harganya normal yakni Rp 2.500 untuk kemasan kecil volume 220 mililiter dan Rp 5.000 untuk kemasan besar volume 400 mililiter.

Pendapatan dari penjualan susu kedelai itu dibagi dua yakni setengah untuk napi yang memproduksi (enam orang, termasuk Zainal) dan setengah bagian lagi untuk Lapas.

"Bagian yang untuk kami, uangnya digunakan lagi untuk membeli bahan baku dan gelas serta plastik kemasannya," sebut Riyani.

Melihat tingginya animo konsumen, pihaknya berencana meningkatkan produksi untuk selanjutnya dipasarkan ke luar Lapas seperti di pertokoan atau minimarket.

Namun sebelumnya lebih dulu akan mengurus dan membikin brand (merek) sehingga tampilan kemasannya lebih menarik dan memenuhi standar produksi.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved