KalselPedia
KalselPedia: Fakta Meriam Benteng Tatas, dari Penemuan hingga Sampai di Masjid Sultan Suriansyah
Tugu Replika Meriam adalah tugu dari meriam bersejarah yang ditemukan di Jalan Sudirman, Kota Banjarmasin pada Senin 8 Agustus 2016 lalu
Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Tugu Replika Meriam adalah tugu dari meriam bersejarah yang ditemukan di Jalan Sudirman, Kota Banjarmasin pada Senin 8 Agustus 2016 lalu. Meriam tersebut dikenal sebagai meriam Benteng Tatas.
Tugu replika kini diletakan di Jalan Pierre Tendean, Kota Banjarmasin berdekatan taman bekantan dan taman nawacita Banjarmasin. Peletakan tugu itu juga diresmikan oleh Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina.
Sementara meriam yang asli, sebelumnya sempat diletakan di halaman Kantor BPBD Kota Banjarmasin. Namun kini sudah dipindahkan dan sebagaimana keinginan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina (Periode 2016-2021), meriam tersebut diletakan di Masjid Sultan Suriansyah, Banjarmasin.
Baca: KalselPedia - Keindahan Bangunan Masjid Agung Nurussalam Tanahbumbu Mirip Sidney Opera House
Baca: KalselPedia - Tanjung Bersinar Park di Tabalong, Ruang Terbuka Hijau yang Islami, Ada Foto-fotonya

Fakta Meriam Benteng Tatas
Meriam asli yang ditemukan di situs Fort/Benteng Tatas (Dulu beridiri di kawasan Jalan Sudirman, Banjarmasin) umumnya adalah tipe khas meriam kolonial (Eropa). Satu diantara ciri khas meriam Eropa adalah meriam berukuran besar (panjang antara 100-300 cm) dan polos.
Walaupun ditemukan tanda (marks) tetapi sangat minim.
Baca: KalselPedia: Kantor Gubernur Kalsel di Jalan Dharma Praja Banjarbaru Meniru Putera Jaya Malaysia

Meriam dengan ciri ini dapat ditemui di beberapa situs kolonial di Nusantara pada masa Hindia Belanda yang dibangun Abad ke-18.
Meriam yang ditemukan di (Situs) Fort/Benteng Tatas dipastikan bukan buatan kepulauan lokal atau secara spasial kepulauan Melayu yang umumnya berukuran kecil atau biasa disebut lela/lantaka, atau biasa diistilahkan oleh Pierre yves Manguin sebagai meriam nusantara.
Meriam nusantara biasanya ditemukan berpasangan dan umumnya diproduksi di wilayah Mataram, Demak, Makassar dan Palembang. Menurut Manguin tipe meriam "impor" di Nusantara berdasarkan daerah asalnya atau pabrik (manufacture), dapat dibedakan menjadi tiga yakni meriam Eropa, Timur Tengah dan China.
Dari bentuknya, spesifikasi meriam yang ditemukan di Benteng Tatas tersebut memiliki spesifikasi panjang 2,9 meter termasuk tipologi meriam benteng atau fortress atau stronghold cannon.
Peninggalan lain dari Benteng Tatas
Selain meriam terdapat peninggalan lain di area Benteng Tatas. Berdasarkan ukuran bata, diperkirakan susunan bata merah di dekat lokasi Benteng Tatas bukan bagian dari Benteng Tatas. Susunan bata merah tanpa lapisan semen tersebut adalah bangunan kanal yang difungsikan untuk saluran air di Kota Banjarmasin dalam kurun waktu tahun 1908-1942.
Kemudian susunan bata juga difungsikan untuk menutup jaringan kabel telepon kawat ganda yang dipakai pada tahun 1900-an. Ciri khas batu bata yang dipakai di Hindia Belanda sejak tahun 1900-an adalah menempel di tembok disusun telanjang tanpa dilapisi semen.
Baca: KalselPedia : Obyek Wisata di Kabupaten Banjar, Kontes Durian dan Buah Eksotik di Desa Biih

Kawat sepasang yang ditemukan di wilayah Situs Benteng tatas adalah bahwa jaringan telepon.Jaringan telepon ini semula menggunakan sistem baterai lokal dan kawat tunggal yang terpasang di atas permukaan tanah sehingga sering mengalami gangguan.
Pembaharuan dan modernisasi kemudian dilaksanakan dengan penerapandan pemasangan kabel jarak jauh di bawah permukaan tanah.Kawat tunggal diganti dengan kawat sepasang dan menggunakan sistem baterai sentral.
Kabel telegraph di Banjarmasin mulai dipasang pada tahun 1901 dengan jaringan kabel bawah laut Java–Bandjermasin, Telcon, DutchEast Indies Government, Seine, dengan sistem 284 nm.
Dalam tahun 1906 setelah jangka waktu konsesi berakhir, semua pengusahaan jaringan telepon diambil alih dan dikelola oleh Pemerintah Hindia Belanda melalui pembentukan Post, Telegraaf en Telefoon Dienst.
Diduga masih ada meriam
Diperkirakan masih terdapat peninggalan meriam di area benteng tatas. Jumlahnya diperkirakan minimal tiga buah dan bahkan bisa lebih banyak lagi mengingat posisi Tatas berfungsi ganda sebagai tempat atau gudang persenjataan di era awal 1900 an.
Walaupun demikian tentunya peninggalan tersebut sudah tertutup area masjid dan jalan Sudirman. Dalam hal ini tentunya tidak bisa menggali keseluruhan area Tatas dan siring. Akan tetapi paling tidak merawat meriam yang sudah ditemukan.
(Banjarmasinpost.co.id/Isti Rohayanti)