Taniran Kampung Paurutan di HSS
Ahli Pijat Tulang HSS H Jinawi Sering Diboyong ke Jakarta, Tapi Sebelum Ia Ajak Pasien Lakukan Ini
Keahlian pijat patah tulang yang dimiliki almarhum H Jinawi, Warga Desa Taniran Kubah, Kecamatan Angkinang, Hulu Sungai Selatan tak hanya diketahui
Penulis: Hanani | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN- Keahlian pijat patah tulang yang dimiliki almarhum H Jinawi, Warga Desa Taniran Kubah, Kecamatan Angkinang, Hulu Sungai Selatan tak hanya diketahui warga di Hulu Sungai Selatan dan Kalsel.
Tapi juga sampai orang Jakarta, yang mendengar dari mulut ke mulut serta testimoni mereka yang pernah melakukan pengobatan alternative tersebut.
Hj Anah, anak perempuan dari H JInawi yang ditemui banjarmasinpost.co.id, beberapa waktu lalu menuturkan, almarhum pernah diboyong orang Jakarta ke ibu kota, dengan tujuan minta H Jinawi mengobati salah satu anggota keluarganya yang patah kaki.
“Almarhum abah sempat tinggal beberapa waktu di Jakarta, untuk menolong orang yang minta dipijat. Setelah sembuh, abah baru pulang,” ungkap Hj Masnah yang kini menjadi turunan ketiga mewarisi keahlian almarhum ayahnya.
Baca: Manguak Kisah Tukang Pijat Legendaris Spesialis Patah Tulang HSS, Disebut-sebut Terkenal Sejak 1970
Baca: Warga Kaltim Pun Nginap Berbulan-bulan di Rumah H Jinawi, Saat Pengobatan Patah Tulang
Baca: Warga NTT Kaget Campur Takut! Ayam Baru Disembelih, di Hatinya Muncul Tulisan 2020 dan 10D2E01
Menurut Anah, keahlian memijat turun temurun tersebut membuat tenaga ayahnya sering dibutuhkan untuk menolong orang lain.
Meski memiliki ilmu meijat tersebut, jelas Masnah, almarhum tak pernah bersikap takabur.
Sebelum memijat, tak lupa mengajak pasiennya berdoa, memohon pertolongan Tuhan yang maha kuasa menyembuhkan.
“Beliau kalau menolong orang ikhlas. Tak pernah minta imbalan. Tapi kebanyakan pasiennyalah dengan ikhlas pula memberi sedekah, sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih,” ungkap Anah.
(banjarmasinpost.co.id/hanani)