Cerita Pegiat Tari Tradisional Banua
Dengan Menekuni Dance, Remaja Banua Malah Ketiban Hoki, Dapat Job hingga Luar Kota
Tak hanya tarian tradisi, melainkan seiring berkembangnya zaman keberadaan tarian modern pun juga cukup terbilang pesat di Tanah Banua, Kalsel kini.
Penulis: Ahmad Rizky Abdul Gani | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Tak hanya tarian tradisi, melainkan seiring berkembangnya zaman keberadaan tarian modern pun juga cukup terbilang pesat di Tanah Banua, Kalsel saat ini.
Penggandrungnya pun cukup banyak. Sebut saja, satu diantaranya Gisela Rose Jandu, yang telah menyabet beberapa gelar juara di ajang kompetisi dance Banjarmasin bersama grupnya.
Gisel, sapaannya, mengaku telah menekuni dance sejak duduk di sekolah dasar silam. Itu pun seiring perjalanannya mengikuti kompetisi, ia mengaku selalu menyabet juara satu meski juga terkadang peringkat dua dan tiga.
"Tim saya sekarang SMA Frater Don Bosco Banjarmasin. Di sana, kami sering mengikuti beberapa kompetisi yang hasilnya cukup membanggakan, di antaranya UBS Gold Dance Competition Banjarmasin 2018 dan 2019 Donbosco Crew, berturut-turut juara 1," ujarnya.
Baca: Sering Mau Dirasuki Makhluk Gaib, Penari Dayak Ini Membentengi Diri dengan Bacaan Alquran
Baca: Sebelum Tampil, Ritual Ini Sering Dilakukan Para Penari Agar Tak Ada Gangguan Saat Menari
Baca: Munawarah Kuasai 23 Tarian Tradisional Banjar dan Japin Kreasi, Belajar Sejak SMP
Dalam menekuni tarian modern, keuntungan lain tidak melulu mendapatkan juara ketika kompetensi, melainkan kini ia juga kerap mendapatkan pekerjaan dengan tampil hingga mengisi acara di luar kota.
" Iya kalau job, bahkan sering sampai ke luar kota," kata siswi SMA Don Bosco itu.
Pada dasarnya, menurut Gisel menggeluti tarian modern juga tidak kalah sulit seperti menari tradisional. Memerlukan gerakan detail, memahami dasar, tempo dan genre lagu.
"Nah, kalau kita paham dengan itu semua, biasanya akan mudah menguasai setiap koreo menyesuaikan irama lagu," jelasnya.
Tak heran, meski sangat menyukai sekali dengan dance, Gisel sendiri pernah mengalami kesulitan menguasai setiap koreo.
Bahkan jika dulu pernah membutuhkan waktu sekitar dua bulan demi menguasai sebuah koreo, kini Gisel tetap masoh membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan.
" Dan itu pun tergantung moodnya lagi, apakah dia sedang enjoy atau tidak menguasai koreo tersebut. Tapi latihan keras, biasanya akan menghasilkan penampilan yang memuaskan pula," jelasnya.
Baca: Penari Banua Ini Sempat Habiskan Waktu Empat Tahun, Demi Kuasai Tarian Baksa Kembang
Baca: Tekuni Tari Tradisional Banua, Perempuan Ini Mampu Membuat Mesin Uang Sendiri
Laen Gisel, berbeda lagi dengan Yurice Elvira Dinarian (19), seorang perantau asal Kalimantan Tengah, yang kini kuliah di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Meski terbilang baru dengan suasana dance di Kalsel, namun dengan hobinya tersebut Yurice telah mendatangkan sejumlah uang melalui mengisi beberapa acara dan kompetisi.
"Kalau komersil, ya pasti lah. Meskipun enggak nentu," ujarnya. (banjarmasinpost.co.id /Ahmad Rizki Abdul Gani)
