Berita Kabupaten Banjar
Pascadibawa Pulang Kesehatan Pengidap Kanker Tulang Drop, Begini Kondisinya
Sejak kembali dibawa pulang, Senin (13/05/2019) lalu, kondisi kesehatan Muhammad Khotim atau Otim makin drop atau melemah.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Sejak kembali dibawa pulang, Senin (13/05/2019) lalu, kondisi kesehatan Muhammad Khotim atau Otim makin drop atau melemah.
Remaja 18 tahun pengidap kanker tulang ini juga kerap mengalami sesak napas.
Otim hanya bisa terbaring lemah di ranjang.
Bahkan sekadar untuk duduk pun juga tetap tak bisa.
"Kondisinya makin drop," sebut Ubudiah, tante Otim, dihubungi via telepon, Jumat (17/05/2019).
Kesehatan Otim mulai drop serius sejak dua pekan lalu pascapecahnya kanker tulang yang membesar di lutut kanannya.
Saat itu ia sesak napas dan bahkan kemudian tak sadarkan diri akibat kehilangan banyak cairan (darah).
Saat itu juga, orangtua Otim mengevakuasi sang anak ke RSUD Ratu Zalecha (Raza), Martapura.
Baca: Respons Shaheer Sheikh Saat Bilqis Minta Jadi Ayah Tirinya, Ayu Ting Ting Terpaksa Lakukan Ini
Baca: Menu Sahur Mulan Jameela Saat Ahmad Dhani di Penjara, Ketakutan Ayah Al Ghazali Terungkap
Baca: Balasan Tak Terduga Anang Saat Ashanty & Millendaru Disebut Mirip, Ayah Aurel Hermansyah Disorot
Baca: Perlakuan Syahrini Saat Suapi Reino Barack Jadi Sorotan, Sikap Teman Luna Maya Itu Kurang Ajar?
Petugas medis kemudian memasang oksigen ke hidung sehingga remaja itu tak sesak napas lagi.
Namun fisiknya tetap lemah dan tak bisa duduk.
Sebelumnya (sebelum kankernya pecah) masih bisa duduk.
Beberapa pekan silam, Otim pernah dibawa ke RS Raza dan bahkan dirujuk ke RSU Ulin di Banjarmasin.
Rekomendasi dokter di dua rumah sakit itu sama yakni amputasi sebagai satu-satunya solusi menyelamatkan Otim.
Namun sang ibu, Rahmaniah, tak tega jika betis anak semata wayangnya diamputasi.
Ia memilih membawa sang anak pulang untuk merawat dan mengobati semampunya melalui pengobatan alternatif.
Rahmaniah menyakini kanker yang menggerogoti betis anaknya itu bisa disembuhkan.
Keyakinannya dilandasi dengan kenyataan pecahnya kanker di area lutut kanan anaknya itu.
Padahal dokter di RS Raza dan RSU Ukin menyatakan kepadanya bahwa kanker itu tak mungkin pecah.
Empati berbagai kalangan pun meluas.
Forum Komunikasi Mahasiswa Kabupaten Banjar (FKMKB), misalnya kembali membezuk Khotim, Kamis (16/05/2019) pagi, di rumah remaja malang itu di Desa Pasiraman, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar.
"Kami prihatin melihat kondisi Otim yang makin memburuk sejak sekitar seminggu berada di rumah. Napasnya juga kerap sesak," ucap Nurul Habibah dari FKMKB.
Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin ini menuturkan dirinya bersama beberapa rekannya dari FKMKB sejak awal menaruh empati tinggi terhadap Otim.
Karena itu, Kamis pagi pihaknya sengaja membezuk guna mengetahui kondisi terkini remaja tersebut setelah sepekan berada di rumah.
"Jarum infus sekarang tak memungkinkan lagi dipasang di lengannya, tidak bisa masuk lagi," sebut Nurul.
Mengapa bisa begitu? "Menyatu sudah antara kulit dan tulang. Kalau dipaksakan, takutnya kenapa-kenapa. Kami sangat sedih melihatnya," tandas Nurul.
Sebelumnya sejak beberapa pekan silam, Nurul dan kawan-kawan melakukan pendampingan terhadap penanganan Otim.
Termasuk membantu memfasilitasi evakuasi ke RSUD Raza Martapura hingga menghimpun dana kemanusiaan untuk membantu biaya pengobatan Otim.
Nurul juga telah memberi tawaran kepada Rahmaniah untuk merawat sang anak di rumah singgah di Jalan A Yani kilometer 5 Banjarmasin.
Tujuannya agar jika kondisi Otim drop lebih mudah dan cepat dievakuasi ke rumah sakit.
Di rumah singgah itu pun juga bakal ditemani relawan CISC (Cancer Information Support Center).
Bahan pangan juga dibantu disediakan.
Namun Rahmaniah tetap memilih merawat sang anak di rumah dengan pertimbangan lebih mudah baginya ketika ingin membawa Otim berobat secara tradisional.
"Mohon bantu doanya untuk kesembuhan anak saya," ucap Rahmaniah kepada BPost saat ditemui di RS Raza, pekan lalu.
(banjarmasinpost.co.id/roy)
